Jurus Berkendara Aman di Bulan Puasa

Seseorang harus mengetahui batas fisik dan tidak memaksakan diri untuk terus berkendara agar segera sampai tujuan.

oleh Yongki Sanjaya diperbarui 09 Jun 2016, 20:15 WIB
Kepadatan kendaraan yang melintas di jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Senin (6/6/2016). Selama Ramadan kemacetan jam pulang kerja di Jakarta diprediksi lebih maju menjadi pukul 15.00 WIB. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Puasa bukan jadi alasan untuk mengendurkan aktivitas. Bagi mereka yang punya mobilitas tinggi, berkendara dengan berbagai kondisi jalan mau tak mau dilakoni. 

Kondisi seperti ini kadang menuntut kesabaran ekstra. Pembalap perempuan pertama di Asian Formula Renault (AFR) dari Indonesia, Alexandra Asmasoebrata mengingatkan bahwa ketika di jalan posisi hak dan kewajiban setiap pengendara sama. Jadi harus tertib dan tidak bisa saling memaksakan ingin lebih cepat.

"Kita menggunakan jalan raya bersama-sama. Kita harus sadar diri, toleransi kita itu harus sama-sama," kata pembalap dengan sapaan Andra.

Andra juga menekankan kepada tiap pengendara untuk beristirahat apabila kelelahan. Seseorang harus mengetahui batas fisik dan tidak memaksakan diri untuk terus berkendara agar segera sampai tujuan.

"Saat kita lelah kalau nggak kuat ya berhenti. Kita harus tahu limit diri kita ada di mana, jangan dipaksakan. Hal yang dipaksakan tidak berbuah baik untuk kita," katanya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya