Jokowi: PLTU Batang Jadi Bukti Pemerintah Bisa Tuntaskan Masalah

PLTU Batang merupakan salah satu proyek yang sudah dimulai sejak‎ 2006.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 09 Jun 2016, 15:40 WIB
Setelah beroperasi, PLTU Batang akan menjadi pembangkit terbesar di ASEAN

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyaksikan penandatanganan financial closing proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang yang memiliki total investasi US$ 4,2 miliar atau sekitar Rp 52 triliun.

Presiden mengungkapkan dengan penandatanganan ini maka pembangunan PLTU Batang bisa dimulai besok dan diharapkan bisa beroperasi pada 2019.

‎"Ini adalah proyek besar, yang bisa memberikan pesan bahwa pemerintah kalau itu untuk kebutuhan rakyat, kepentingan rakyat, kita akan juga ikut cawe-cawe menyelesaikan masalah yang ada," kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (9/6/2016).

Jokowi menuturkan, proyek PLTU Batang merupakan salah satu yang sudah dimulai sejak‎ 2006. Namun dalam pelaksanaannya banyak kendala yang dihadapi, salah satunya mengenai pembebasan lahan.

Selanjutnya kini, dengan selesainya permasalahan lahan, Jokowi berharap ini menjadi bukti bagi para investor yang ingin berinvestasi di Indonesia jika pemerintah siap membantu realisasi investasi yang masuk.

"Begitu ini tidak selesai, yang lain juga mikir-mikir investor. Ini pesan bahwa pemerintah bisa menyelesaikan masalah," tegas Jokowi.

Bahkan Jokowi memastikan siap terjun ke lapangan untuk memantau pengerjaan proyek-proyek tersebut tak hanya sekali dua kali, melainkan akan lebih intens.

‎Namun dengan komitmen itu, Jokowi juga meminta kepada para investor untuk mengerjakan proyek tersebut dengan sungguh-sungguh dan sesuai yang ditargetkan. PLTU Batang sendiri ditargetkan akan selesai pada 2019. (Yas/Nrm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya