Liputan6.com, Jakarta - Menjadi seorang muslim minoritas di Taiwan menjadi kebanggaan tersendiri bagi Ismail Mae, Direktur Divisi Informasi Pers Taipei Economic & Trade Office (TETO) di Indonesia itu. Ia menjelaskan, bahwa masyarakat di kampung halamannya bisa hidup harmonis, berdampingan dengan etnis lain.
"Muslim minoritas di Taiwan. Jumlahnya kurang dari 1 persen dari sekitar 23 juta penduduk secara keseluruhan," ujar Ismail Mae dalam wawancara khusus dengan Liputan6.com beberapa waktu lalu.
Advertisement
"Umat muslim di sana sekitar 50 ribu, tapi mereka bisa bercengkrama dengan yang lain. Mereka bisa menikmati kebebasan hidup beragama di Taiwan," jelas dia.
Kendati demikian, menurut Ismail, umat muslim di Taiwan menghadapi beberapa tantangan.
"Pada saat salat Jumat, mereka harus melakukan lebih cepat. Berkorban waktu makan siang, karena tak ada waktu khusus," imbuh pria yang terlahir dari keluarga muslim di Taiwan.
Pada kesempatan tersebut, pria yang satu-satunya muslim dari perwakilan Taiwan, juga menjelaskan bahwa dirinya sudah 4 kali beribadah haji.
"Saya sudah 4 kali beribadah haji, pernah juga bekerja di tempatkan di Mekah," tuturnya.
"Muslim di Taiwan hanya membayar uang biaya naik haji separuhnya saja. Hanya untuk warga Taiwan saja, termasuk mereka yang menikah dengan orang Taiwan. Tiap tahun calon haji hanya ada 20 hingga 30 orang saja," jelas pria yang menghabiskan 9 tahun di Libya.