Liputan6.com, Jakarta - Badan Ekonom Kreatif menargetkan untuk membentuk ekosistem di setiap industri kreatif di Indonesia. Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf mengatakan, dengan adanya ekosistem tersebut, para pengusaha muda di setiap industri akan saling bahu-membahu dalam membuat jaringan bisnis.
"Saya mencontohkan sebuah aplikasi di ponsel pintar yang membantu para ibu rumah tangga untuk menjual produknya. Dalam kurun waktu kurang dari tiga bulan para ibu tersebut sudah bisa menjual produknya dengan laris," katanya.
Tak hanya itu, Badan Ekonomi Kreatif juga memberikan pelatihan kepada para pengusaha pemula dalam hal membuatproposal dan mengemas produk.Triawan juga menyebutkan, pengusaha muda kelas pemula yang sukses di Indonesia tak sampai dari 10 persen.
Baca Juga
Advertisement
"Kami juga membantu menjembatani para pengusaha pemula tersebut untuk berkenalan dengan investor. Sistem kerjasamanya pun bermacam-macam, mulai dari JV hingga partnership. Dengan begitu mereka akan cepat berkembang," lanjutnya.
Ekonomi kreatif saat ini menjadi poin penting yang harus dikembangkan. Di Korea Selatan, kata Triawan, pemerintahnya sudah mengembangkan ekonomi kreatif sejak 15 tahun lalu. Begitu pula di Tiongkok yang dikerjakan hingga 10 tahun.
"Hasilnya bisa dilihat sekarang, mereka jauh berkembang. Kuncinya cuma satu, dalam jangka pendek ini kita harus memfokuskan pada ekosistem," paparnya.
Sementara itu, Bambang Muliana selaku CEO PT Razedo Grup Sukses (RGS), yang juga dikenal dengan LiveWell Global, sepakat dengan Triawan. Menurutnya, pengusaha pemula harus bisa mengemas bisnis mereka agar menarik dan cepat berkembang.
"Fungsinya untuk menguatkan jaringan mereka," tuturnya.
Bambang megatakan hal itu yang juga tengah dikembangkan oleh pihaknya. "Walaupun tergolong perusahaan baru, namun kami konsisten untuk memberikan pelatihan kepada distributor mengenai cara menjual produk dan membuat jaringan bisnis yang baik dan benar," tuturnya.
Bambang juga tak menampik banyak juga pengusaha pemula yang harus mengalami kerugian hingga harus melakukan efisiensi karyawan, menurutnya PHK bukanlah jalan keluar.
"Seharusnya jangan putus asa, mereka bisa bangkit menjadi pengusaha pemula asal mempunyai jaringan yang memadai. Di LiveWell Global, kami memberikan kesempatan kepada siapa pun untuk menjadi bagian dari kami, turut mengambil peran dalam membangun dan meningkatkan taraf kehidupan orang-orang di Indonesia," ujarnya.
Semangat ini menurut Bambang, sebagai wujud dukungan perusahaannya terhadap program pemerintah yakni memberikan dampak positif bagi masyarakat.
"Intinya, dalam era ekonomi kreatif ini kami tak hanya ingin menjadi penonton, tapi kami ingin menjadi pelaku," tutupnya.