Liputan6.com, Jakarta - Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri menyatakan pertukaran informasi yang berkeadilan antara negara anggota G-20 sangat diperlukan di masa mendatang. Komitmen ini penting dalam upaya bersama untuk mewujudkan pengurangan pengangguran kaum muda yang dewasa ini menjadi tantangan dunia.
Hanif menyampaikan hal itu dalam Working Dinner Menteri Tenaga Kerja anggota G-20 yang difasilitasi oleh Direktur Jenderal International Labour Organization (ILO), Guy Ryder di Kantor ILO, Jenewa, Swiss.
Dalam acara tersebut Hanif menyampaikan beberapa usulan guna mempercepat pengurangan pengangguran terutama kaum muda. Salah satunya dengan melakukan pertukaran informasi dan membentuk jejaring pasar kerja di antara negara-negara G-20.
Baca Juga
Advertisement
Dia mencontohkan, berkaitan permintaan tenaga kerja (demand side), sesama anggota G-20 seharusnya tidak berhenti pada sektor yang dibutuhkan saja tetapi perlu di breakdown lebih rinci sampai kepada permintaan (demand) sesuai jabatan, spesifikasi jabatan serta persyaratan jabatan.
Sedangkan pada sisi penawaran (supply side) diperlukan suatu persiapan dalam peningkatan ketErampilan, sertifikasi maupun pengakuan ketrampilan itu sendiri.
"Pertukaran informasi pasar kerja sangat penting untuk dikonkretkan sehingga membantu proses penyiapan tenaga kerja yang terlatih, tersertifikasi dan diakui oleh negara-negara anggota G-20," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (9/6/2016).
Selain itu, Hanif juga meminta agar negara-negara anggota G-20 dapat berbagi informasi dalam pengembangan dan perluasan kesempatan kerja (job creation) bagi kaum muda.
"Hal ini penting dalam upaya meningkatkan peluang dan mendorong kaum muda menjadi wirausahawan baru, yang sekaligus menekan angka pengangguran kaum muda," ujar dia. (Dny/Ahm)