Wakil Ketua MPR: Kartel Daging Harus Disikat

Ia menyebut tingginya harga daging tersebut telah menjadi masalah yang dihadapi pemerintah pada 10 tahun belakangan.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 10 Jun 2016, 04:14 WIB
Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang menyampaikan pandangan dalam diskusi dialektika di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (9/6). Diskusi itu membahas tingginya harga daging sapi selama bulan Ramadan. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang mengatakan mahalnya harga daging bukanlah merupakan masalah baru. Ia menyebut tingginya harga tersebut telah menjadi masalah pada 10 tahun belakangan.

"Ini pekerjaan kan sudah lebih dari 10 tahun belakangan. Pemerintah yang dalam hal ini yaitu seorang Presiden sudah ada niat memperbaiki sistem. Ini kan sudah sejak 10 tahun di kepemimpinan yang lalu," ungkap pria yang karib disapa Oso ini di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (9/6/2016).

Ia menegaskan, aparat keamanan harus bertindak terhadap kartel daging yang membuat harga jadi tak menentu. Untuk itu, aparat keamanan diminta tak berpihak pada kartel dan harus menegakkan hukum.

"Setiap hari raya naik, ini bertahun-tahun. Harus ada perubahan. Presiden kan cerdas. Kartel-kartel ini harus disikat. Aparat keamanan jangan berpihak, ini tugas aparat keamanan," papar Oso.

Selain itu, adanya kebijakan nilai angka Rp 80.000 per kilogram yang ditentukan oleh Presiden Joko Widodo merupakan hasil dari pembicaraan dan pemikiran panjang yang telah menjadi keputusan antara Presiden dengan menteri terkait.

"Seorang Presiden tidak mungkin asal mengeluarkan angka. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Menteri Perdagangan koordinasi kerjanya masih simpang siur, harus diperbaiki," tutur Oso.

"Jadi ini bukan pekerjaan yang baru saja terjadi sekarang. Ini sudah sejak 10 tahun lalu. Di bulan Ramadan ini, pemerintah dan menteri sudah ada niat. Tinggal saja para pedagangnya harus patuh," pungkas Oso.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya