Liputan6.com, Jakarta - Produktivitas tenaga kerja Indonesia secara substansial telah mengalami peningkatan yang baik dalam 15 tahun terakhir. Hal tersebut berdasarkan laporan terbaru Economic Insight: South East Asia oleh Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW).
ICAEW Economic Advisor & Oxford Economics Leads Economist, Prinyanka Kishore mengatakan produktivitas pekerja Indonesia berkembang pesat hingga menempati posisi kedua terbesar di ASEAN setelah Vietnam. Produktivitas tenaga kerja Indonesia mengalahkan negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Pergeseran sektoral menjadi penyumbang peningkatan sebesar 1,1 persen dan tingkat produktivitas murni Indonesia meningkat sampai 2,7 persen.
"Produktivitas Indonesia tumbuh mengesankan sebesar 3,8 persen (per tahun) dalam 15 tahun terakhir dan akan berkembang hingga 3,9 persen dalam lima tahun ke depan," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (10/6/2016).
Prinyanka menjelaskan, tingginya jumlah tabungan rumah tangga menjadi salah satu faktor yang berkontribusi dalam meningkatnya produktivitas Indonesia. Menurutnya, pergeseran sektoral tidak dapat terjadi tanpa pasokan keuangan stabil untuk di investasi pada modal fisik maupun modal manusia.
Baca Juga
Advertisement
"Hanya dengan 2 persen tenaga kerja yang bekerja di sektor industri utama dibandingkan Malaysia dengan 10 persen tenaga kerja, Indonesia mempunyai peluang besar untuk meningkatkan produktivitas dengan membuka kesempatan bagi tenaga kerjanya untuk beralih ke sektor-sektor industri utama tersebut," kata dia.
Namun, pertumbuhan produktivitas Indonesia ini masih tertahan oleh faktor eksternal, khususnya dengan menurunnya jumlah potensi mitra dagang utama Indonesia dan harga komoditas yang semakin rendah.
Meski demikian, Regional Director ICAEW Asia Tenggara, Mark Billington mengatakan pelatihan, pengembangan dan peningkatan keterampilan tenaga harus dilanjutkan. Ha ini penting bila Indonesia ingin mempertahankan peningkatan tingkat produktivitas murni dan lebih banyak memperkerjakan tenaga di sektor industri utama.
"Dengan ekonomi yang semakin liberal dan banyaknya sektor industri yang mulai terbuka dengan kepemilikan asing, Indonesia memerlukan tenaga kerja yang lebih terampil dan kini sudah mulai bergerak mendekati standar global dalam hal pengetahuan teknis, keterampilan bisnis dan inovasi," ungkap Mark.
Secara regional, tenaga kerja ASEAN secara keseluruhan mempunyai rekor perkembangan yang mengesankan, dengan pertumbuhan produktivitas sebesar 3 persen per tahun antara 2000 dan 2015. Perkembangan ini melebihi laju perkembangan per tahun Amerika Latin 2 persen dan Afrika 1,44 persen.
Pergeseran sektoral (tenaga kerja yang berpindah dari agrikultur ke manufaktur dan layanan), urbanisasi dan meningkatnya tenaga kerja pada kelompok usia produktif (25-54 tahun), telah menjadi faktor pendorong utama tumbuhnya produktivitas di seluruh daerah ASEAN, dengan pengecualian Singapura.
Meski investasi asing (Foreign Direct Investments/FDI) berperan penting dalam memajukan ekonomi ASEAN, sebagian besar permodalan investasi bisnis datang dari tabungan domestik dan pinjaman. Khususnya, untuk usaha kecil dan menengah (UKM) yang banyak membuka lowongan pekerjaan.
Hal ini cukup menjelaskan alasan di balik produktivitas ASEAN yang terus meningkat pesat dibanding dengan kawasan pendapatan kelas menengah. (Dny/Ndw)