Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok geram dengan banyaknya makam fiktif dan pungutan liar. Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Ratna Dyah Kurniati pun langsung menginstruksikan bawahannya untuk memeriksa dan mendata ulang semua petak makam di seluruh tempat pemakaman umum (TPU) di DKI.
"Sudah instruksi untuk mendata ulang seluruh petak-petak makam di TPU-TPU dan mengidentifikasi makam-makam yang terlihat aneh. Kepala TPU sudah memeriksa petak-petak makam yang ditemukan agak aneh, seperti ada fisik makamnya namun nisannya tidak ada," ujar Ratna saat dihubungi, Jumat (10/6/2016).
Laporan sementara, lanjut Ratna, makam yang diperiksa sudah berisi dan tidak ditemukan makam fiktif.
"Setelah diperiksa ternyata makam tersebut masih berisi. Tapi saya harap bisa mendapat laporan secepatnya dari para pengawas TPU yang lain," ujar dia.
Lebih lanjut, Ratna mengakui bahwa makam fiktif itu adalah masalah warisan dari Dinas Pemakaman terdahulu.
"Saat ini kita sudah terus menerus melakukan pembenahan terhadap soal pungli di TPU. Semua yang menjadi peninggalan masa lalu ini secara bertahap kami lakukan identifikasi masalahnya di lapangan," ujar Ratna.
Ratna mengatakan, pihaknya mulai menginvestigasi adanya biaya pemakaman yang tinggi, dan sulitnya pengurusan izin. Serta penertiban bangunan liar di sekitar TPU dan melokalisir pedagang hingga perbaikan pendataan petak makam.
Dengan amburadulnya kepengurusan makam itu, Ahok pun berencana memecat Ratna. Namun, Ahok mengaku belum bisa mencopot Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman itu. Sebab, Ahok belum mendapatkan pengganti yang pas.
"Memang kita mau copot kepala dinas juga kamu mau ganti siapa? Kalau ganti mirip-mirip ngapain. Kalau cuma ganti kepala dinas, bawahnya nggak diganti semua enggak ada guna," ucap Ahok.
Advertisement