Jawa Bali Terancam Gelap, Jokowi Minta Proyek Listrik Dipercepat

Wilayah Jawa dan Bali akan membutuhkan tambahan listrik hingga 21 ribu Mega Watt (MW) sampai 2019.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 10 Jun 2016, 13:38 WIB
Selain PLTGU Tanjung Priok untuk mengantisipasi krisis listrik di Jawa juga disiapkan beberapa proyek pembangkit listrik tambahan seperti PLTGU Muara Karang, PLTGU Muara Tawar dan PLTGU Grati, Jakarta, Kamis (4/9/2014) (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Banten - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta percepatan penambahan kapasitas pembangkit listrik di Jawa dan Bali. Ini guna menghindari ancaman pemadaman listrik di kedua wilayah tersebut.

‎Jokowi mengatakan, wilayah Jawa dan Bali akan membutuhkan tambahan listrik hingga 21 ribu Mega Watt (MW) sampai 2019. Hal tersebut dengan kenaikan konsumsi listrik di Jawa dan Bali yang naik setiap tahunnya.

"Kalau kita lihat Jawa Bali masih membutuhkan 21 ribu MW sampai 2019," kata dia saat meresmikan pembangunan ‎Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lontar, Banten, Jumat (10/6/2016).

"Kebutuhan sangat besar sekali harus dikejar, dipercepat pelaksanaan pembangunannya kalau tidak 2019 akan ada kekurangan listrik. Jawa Bali artinya akan ada pemadaman di Jawa Bali," tegas Presiden.

Jokowi mengakui untuk membangun infrastruktur energi seperti pembangkit listrik tidak mudah. Kendala terutama muncul di lap‎angan. Sehingga butuh peran semua pihak untuk menyelesaikannya.

"Memang kendala di lapangan dalam membangun listrik tidak mudah. Dulu berkaitan dengan perizinan dan pembebasan lahan. Sekarang dengan pemrov, pemkab bekerjasama mau membangun pembangkit listrik sehingga kekurangan kita bisa dicukupi. Saya minta pak menteri, Dirut PLN sering turun ke lapangan menyelesaikan masalah," tutup Jokowi.(Pew/Nrm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya