70 Persen Daging Sapi Jabar Tergantung Kiriman

Jawa Barat kekurangan pasokan daging sapi setiap tahunnya sebesar 70 persen atau setara dengan 8.532 ton daging sapi.

oleh Arie Nugraha diperbarui 11 Jun 2016, 06:03 WIB
Pedagang menimbang daging sapi jualannya di Pasar Senen, Jakarta, Senin (25/1). Harga daging sapi di pasar tradisional di Jakarta naik dari Rp 95 ribu-Rp 100 ribu per kilogram (kg) menjadi Rp 130 ribu per kg. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Bandung - Dinas Peternakan Jawa Barat mengakui setiap tahunnya provinsi ini selalu kekurangan persediaan daging sapi saat menghadapi hari raya keagamaan.

Menurut Kepala Dinas Peternakan Jawa Barat, Doddy Firman Nugraha, kekurangan pasokan daging sapi setiap tahunnya sebesar 70 persen atau setara dengan 8.532 ton daging sapi.

"Jadi intinya bahwa kebutuhan harus terpenuhi. Meskipun saat sekarang Jawa Barat hanya memiliki kemampuan 30 persen mensuplai kebutuhan pasar dan 70 persen lagi dari luar seperti antar provinsi atau luar negeri," ujar dia di Bandung, Jumat, 10 Juni 2016.

Doddy mengatakan, untuk menyiasati agar persediaan daging sapi yang ada dapat memenuhi permintaan masyarakat, otoritasnya gencar melakukan tukar pendapat dengan peternak tradisional maupun modern.

Dia menegaskan, apabila terjadi kenaikan harga daging sapi akibat kurang peredarannya di pasar, ia akan meminta Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk menggelar operasi pasar.

Persediaan daging sapi di Jawa Barat untuk bulan puasa dan hari raya Lebaran nanti hanya 5.534 ton. Sementara, kebutuhan idealnya mencapai 25.792 ton.

Sementara itu, harga jual sapi lokal relatif stabil di sejumlah daerah peternakan. Harga jual sapi hidup dipatok Rp 48 ribu per kilogram pada bulan puasa. Sedangkan, untuk harga sapi usai dari rumah potong yaitu Rp 110.000 per kilogram.

Menurut salah satu peternak sapi asal Limbangan, Garut, Jawa Barat, Yanyan Herdiyan, harga itu mayoritas dipatok oleh sebagian besar peternak sejak awal bulan tahun ini.

"Kemungkinan dinaikkan oleh pedagang menjadi Rp 120.000 sampai Rp 130.000 per kilo tergantung daerah masing-masing. Terus kalau kata pemerintah harus dijual Rp 85.000 per kilo, jelas peternak mah keberatan," ujar dia.

Yanyan mengatakan permintaan pemerintah menurunkan harga jual daging sapi potong mustahil dilakukan. Sebab, ongkos pemeliharaan sapi sejak memasuki tahun ini mengalami kenaikan. Dia menyebutkan, salah satu ongkos perawatan yang cukup menguras uang, yaitu pakan dan vitamin untuk sapi, senilai lebih dari Rp 1 juta.

Di Jawa Barat, beberapa daerah ternak sapi seperti di Garut, Tasikmalaya, Karawang dan Indramayu, pasokan sapi dianggap tidak mengalami kendala dalam persediaannya. Sementara di Kota Bandung sendiri, tidak lebih dari dua tempat untuk peternakan sapi ini, contohnya di Bandung Timur, mengalami hal serupa.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya