Liputan6.com, Chengdu - Demi 'karma baik' seorang perempuan di China melepaskan lebih dari 200 ular, sebagai bagian dari ritual untuk menunjukkan kasih sayang pada semua makhluk.
Namun, ular-ular berbisa tersebut kini jadi sasaran pembantaian oleh penduduk desa yang takut jadi korban gigitan hewan itu.
Baca Juga
Advertisement
"Awalnya kami melepaskan lebih dari 200 ular, namun diperkirakan jumlahnya kini mencapai lebih dari 900 ekor," kata perempuan yang menyebut dirinya sebagao 'Cool Mandy' di situs mikroblog serupa Twitter, Weibo, seperti dikutip dari BBC, Sabtu (11/6/2016). Postingan tersebut kini telah dihapus.
Ular-ular tersebut dilepaskan di area pegunungan di Provinsi Sichuan. Hewan-hewan melata itu lalu mulai masuk ke desa terdekat.
Warga pun ketakutan. Mereka didera kekhawatiran. "Penduduk desa mengaku tak bisa tidur nyenyak pada malam hari sejak sepekan terakhir," demikian dilaporkan situs Shanghaiist.
"Seorang warga bernama Lei mengaku memeriksa sekitar rumahnya, sejam sekali, untuk memastikan tak ada ular di sana."
Ketakutan penduduk lokal cukup beralasan. Chengdu Economic Daily, koran setempat, melaporkan bahwa sejumlah ular yang dilepas teridentifikasi berbahaya dan memiliki racun mematikan.
Melepaskan satwa liar ke alam bebas diyakini sebagai hal baik yang membawa karma baik di China. Biasanya, mereka yang melakukan ritual tersebut membeli ikan, kodok, burung, kura-kura, dan lainnya di pasar sebelum melepaskannya.
Namun, perempuan berjuluk 'Cool Mandy' itu dianggap melakukan hal berbahaya dan harus disanksi. Alih-alih 'karma baik' ia justru menciptakan situasi berbahaya bagi penduduk desa sekitarnya.
"Itu sama sekali tak keren. Mengapa bukan 900 kelinci saja yang dilepas?" komentar Peter Zhengo.
"Mengapa ia tak melepaskan ular-ular itu di kamar tidurnya sendiri," kata salah satu pengguna Weibo lainnya.