Sekda DKI: Kumpul-kumpul di Masjid Bawa Alquran Harus Dihidupkan

Budaya membaca Alquran diharapkan tidak hanya berhenti pada bulan suci Ramadan.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 11 Jun 2016, 15:19 WIB
Pengunjung memilih alquran yang di toko buku Taman Pintar, Yogyakarta (10/6/2016). Alquran menjadi buruan warga di bulan puasa ini untuk belajar dan memahami kitab suci tersebut. (Boy Harjanto)

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah yang juga menjabat sebagai Ketua Pengurus Wilayah Nadhatul Ulama (PWNU) Jakarta, memanfaatkan momen bulan suci Ramadan untuk safari.

Dalam safari pada Jumat 10 Juni 2016, dia meminta kepada seluruh pengurus cabang NU di DKI, membentuk Majelis Khatmil Quran ke seluruh pelosok kampung, untuk membuat ibu kota ke arah yang lebih positif lagi. Dengan hal itu, masyarakat mempunyai benteng dalam menjalan kehidupan sehari-hari.

"Ini sangat penting sebagai pondasi bagi generasi muda kita. Karena itu, kita harus menghidupkan kembali Majelis Khatmil Quran di kampung-kampung," ucap Saefullah di Jakarta.

Bukan hanya itu, kegiatan majelis tersebut, akan membuka ruang untuk membangun silaturahmi antarsesama, agar budaya gotong royong bisa bangkit kembali.

"Ini salah satu tradisi yang harus kita hidupkan serta kembangkan kembali di Jakarta. Di mana, orang-orang ramai-ramai kumpul membawa Quran di musala atau masjid," kata Saefullah.

Dia menuturkan, hal ini juga bisa menjaga tradisi ulama NU, yang sudah sejak dulu ada. Ini juga merupakan amanah hasil Muktamar ke-33 NU di Jombang, Jawa Timur.

Karena itu, dia berharap dengan adanya budaya seperti itu lagi, bisa membawa semangat baru, bukan hanya saat bulan suci Ramadan, tetapi setelahnya.

"Ramadan kan biasanya masyarakat melakukan kegiatan Tadarus Quran. Kita berharap, kegiatan itu dapat terus berjalan meskipun Ramadan selesai nanti," tutur Saefullah.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya