Liputan6.com, Jakarta - Harga pangan dan kebutuhan pokok yang menjulang tinggi sejak sebelum Ramadan lalu disebabkan beberapa faktor.
Selain karena panjangnya rantai pasokan, harga kebutuhan pokok mahal lantaran terganggunya suplai dan permintaan akibat perilaku masyarakat membeli dalam jumlah besar karena khawatir terjadi kelangkaan.
“Saya mengimbau masyarakat tidak memborong (kebutuhan pokok), yang wajar saja supaya suplai dan demand betul-betul berjalan normal,” pinta Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin usai menggelar operasi pasar di Pasar Cipete, Jakarta, Minggu (12/6/2016).
Baca Juga
Advertisement
Menurutnya, perilaku masyarakat yang kalap berbelanja karena takut terjadi kelangkaan akan mendorong lonjakan permintaan. Kondisi ini, sambung Saleh, akan dimanfaatkan para pihak yang ingin mengambil keuntungan besar untuk memperkaya diri.
Permainan harga, tambahnya, terjadi di tingkat pedagang perantara karena mencari keuntungan secara tidak wajar, terutama di bulan Ramadan.
“Makanya masyarakat kalau mau belanja sewajarnya saja. Tidak harus memborong sehingga harga stabil dan tidak dimanfaatkan orang-orang yang untuk mencari keuntungan tidak wajar,” papar Saleh.
Apabila masyarakat menghindari perilaku tersebut, dan komitmen pemerintah maupun produsen memotong mata rantai distribusi pangan, Saleh optimistis harga-harga kebutuhan pokok di pasar terkendali dan kembali normal. (Fik/Ndw)