Liputan6.com, Kupang - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini bagi pengelola dan pengguna sarana transportasi laut, darat, dan udara. Mereka diminta mewaspadai angin kencang dengan kecepatan lebih dari 35 kilometer per jam di wilayah perairan Timor, Sabu dan Rote.
Kecepatan angin seperti itu pasti memicu gelombang tinggi di perairan laut setempat dan dengan demikian mengganggu kenyamanan pelayaran di laut," ucap prakirawan dari Seksi Meteorologi Kupang, Sti Nenotek seperti dilansir Antara, Minggu (12/6/2016).
Ia mengatakan dasar peringatan itu juga merujuk pada prakiraan cuaca Provinsi Nusa Tenggara Timur dari BMKG pusat berlaku mulai pagi tadi sekitar pukul 07.00 WIB sampai dengan Senin 13 Juni 2016 pukul 07.00 WIB
Dalam peringatan dini pada Senin 13 Juni 2016 secara khusus publik diminta mewaspadai angin kencang dengan kecepatan dapat mencapai 35 km per jam di Pulau Timor, Sabu, Rote.
Baca Juga
Advertisement
Menurut Sti, cuaca ekstrem itu terbukti bahwa dalam dua hari terakhir ini angin berembus dengan kencang di wilayah tersebut. Terutama di Kota dan Kabupaten Kupang, sehingga mengganggu kenyamanan aktivitas di darat.
Untuk aktivitas kelautan dan udara, diimbau agar lebih berhati-hati terhadap gelombang laut yang tinggi serta arus laut yang cukup kuat serta awan tebal. Terutama di wilayah yang berpeluang hujan ringan hingga sedang yang tengah terjadi di beberapa daerah di NTT.
Saat ini, menurut Sti, NTT sedang dilanda musim peralihan dari basah ke kering. Dengan demikian terjadi angin kencang dan hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.
"Sudah menjadi kebiasaan di daerah ini bahwa setiap peralihan musim selalu saja diselingi dengan angin kencang mencapai 55 km/jam dan hujan dengan intensitas ringan hingga sedang," kata dia.
Dampak Angin Timur
Sti memaparkan, angin dan hujan yang terjadi pada setiap peralihan musim di wilayah NTT itu juga merupakan dampak dari adanya Monsun Australia di Negeri Kanguru itu.
"Dalam tataran awam akan cuaca dan iklim sering orang sebut Angin Timur (Monsun Australia) dan atau Angin Barat (Monsun Asia)," ia menambahkan.
Pada Monsun Australia atau Angin Timur, lanjut Sti, terjadi pergerakan Angin Timur tenggara hingga melewati NTT pada setiap dua minggu sekali. Terutama pada Juni dan Juli bahkan hingga Agustus tahun berjalan.
Namun tahun ini akibat tingginya penyimpangan iklim, sehingga dampaknya mulai terasa pada Mei dan umumnya Monsun Australia itu membawa angin kekeringan atau hawa panas di Selatan Australia hingga ke NTT.
"Hasil pemantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kupang menunjukkan terjadi penyimpangan iklim saat ini berupa hujan di musim kemarau, diakibatkan Monsun Australia lemah," tutur dia.
Sekalipun saat ini NTT dan sekitarnya telah memasuki musim kemarau, menurut Sti, Kota Kupang dan sekitarnya masih diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga tinggi akibat melemahnya Monsun Australia.
Kondisi serupa seperti diinformasikan laman BMKG pusat juga terjadi di perairan Nusa Tenggara Barat (NTB) berlaku mulai Minggu 12 Juni 2016 pukul 07.00 WIB sampai dengan Seninn 13 Juni 2016 pukul 07.00 WIB.
Dalam laman itu disebutkan peringatan dini pada Minggu 12 Juni 2016 agar waspada gelombang tinggi di perairan NTB yang mencapai 3,5 meter. Peringatan dini pada Senin 13 Juni 2016 waspadai gelombang tinggi di perairan NTB yang mencapai 3,5 meter.