Pengemis di Kota Ini Punya Mobil dan Kartu Kredit

Saat razia, ada pengemis yang setelah diperiksa ternyata memiliki sedan, kartu ATM, dan kartu kredit.

oleh Liputan6 diperbarui 13 Jun 2016, 04:15 WIB
Saat razia, ada pengemis yang setelah diperiksa ternyata memiliki sedan, kartu ATM, dan kartu kredit. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Palangkaraya - Seorang pengemis tajir dicokok saat razia gelandangan dan pengemis di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.

"Saat razia Sabtu sore kemarin, ada pengemis yang setelah diperiksa ternyata memiliki mobil sedan, kartu ATM dan kartu kredit. Selain itu juga ada beberapa pengemis lainnya yang terjaring," ucap Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kotawaringin Timur, Bima Ekawardhana di Sampit, seperti dikutip Antara, Minggu, 12 Juni 2016.

Pengemis tajir itu adalah Arif Komady yang mengaku berasal dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Pengakuan itu didukung bukti sedan miliknya yang menggunakan nomor polisi Kalimantan Selatan.

Arif dan dua pengemis lainnya terjaring saat Satuan Polisi Pamong Praja bersama Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kotawaringin Timur menggelar razia di kawasan Taman Kota dan ikon kota Patung Jelawat.

Kepada petugas, Arif mengaku datang ke Sampit bersama istri dan anaknya dengan tujuan mengemis. Cacat fisik yang diderita Arif menjadi modal untuk mencari banyak uang memanfaatkan rasa iba para dermawan.

Namun siapa menyangka, Arif ternyata bukanlah pengemis miskin yang meminta-minta untuk berjuang agar tidak kelaparan. Arif justru dapat dikatakan mampu secara materi dengan bukti mobil, kartu ATM dan kartu kredit yang dimilikinya.

Bisa Kemudikan Mobil

Menggunakan mobilnya, Arif mengaku dalam sebulan terakhir sudah mengemis di beberapa kota seperti Kapuas, Palangkaraya, Kasongan, Kereng Pangi dan Sampit. Melihat kondisi tubuhnya yang mengalami cacat, memang orang tidak percaya bahwa dia memiliki dan mampu mengendarai mobil, namun kenyataan tidak demikian.

Kejadian ini kembali menunjukkan fakta bahwa memang tidak sedikit orang yang menjadikan mengemis sebagai pekerjaan. Tidak sekali ini saja, beberapa waktu lalu petugas juga menjaring seorang pengemis perempuan yang mengantongi uang jutaan rupiah dan sejumlah sertifikat tanah.

"Razia dilakukan karena banyaknya laporan masyarakat yang merasa resah dengan makin banyaknya gelandangan dan pengemis. Sebagian besar memang berasal dari luar daerah," kata Bima.

Bima mengimbau masyarakat tidak memanjakan pengemis dan gelandangan dengan memberi mereka sumbangan. Masih banyak cara untuk menyalurkan sedekah, yakni melalui lembaga-lembaga sosial resmi yang dapat dipertanggungjawabkan serta tepat sasaran.

Para pengemis yang terjaring, diberi arahan agar tidak mengulangi tindakan tersebut. Selanjutnya mereka dipulangkan ke daerah asal masing-masing. Namun khusus untuk Arif, petugas tidak perlu repot karena Arif bisa pulang menggunakan sedannya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya