Liputan6.com, Jakarta - Jalanan Ibu Kota relatif lengang pada Minggu dini hari, 12 Juni 2016. Saat itu sekitar pukul 02.00 WIB, sebagian besar warga Jakarta belum banyak yang bangun untuk bersantap sahur di bulan Ramadan.
Namun di pinggiran Ibu Kota, tepatnya di Jalan TB Simatupang, Cilandak, Jakarta Selatan, terdengar suara tembakan membelah keheningan larut malam. Sebuah showroom atau ruang pamer mobil Lamborghini ditembak orang tak dikenal.
Kapolsek Cilandak Kompol Sujanto mengatakan penembakan tersebut membuat kaca pintu lobi utama pecah. Beruntung, dua satpam showroom mobil mewah itu, Abdul Washid (39) dan Ahmad Maki (41) tidak menjadi korban.
Advertisement
"Iya benar. Tidak ada korban jiwa maupun luka. Hanya kaca pintu showroom yang pecah. Mobil tidak ada yang kena," ucap Sujanto saat dikonfirmasi Liputan6.com.
Pelaku menembak showroom itu sebanyak tiga kali. Hal itu dibuktikan dengan ditemukannya tiga proyektil. "Hanya ada tiga proyektil di lokasi kejadian," Sujanto membeberkan.
Dua satpam showroom Lamborghini yang sedang berjaga malam pun mengungkapkan tidak melihat pelaku penembakan itu. "Satpam tidak tahu siapa pelakunya dan naik apa," Kapolsek Cilandak Kompol Sujanto menambahkan.
Oleh karena itu, polisi masih terus menyelidiki kejadian tersebut. Saat ditanya, apakah ada motif dari pelaku? Dia mengaku belum mengetahuinya. Terlebih, saksi hanya mendengar tembakan.
Motif Ditelusuri
Polisi pun langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di showroom Lamborghini tersebut. "Ini sudah dilakukan olah TKP untuk motifnya dan pelakunya, kita akan terus selidiki," kata Kompol Sujanto.
Sementara itu, pantauan Liputan6.com, pecahan kaca usai penembakam sudah dibersihkan pegawai showroom tersebut. Meski begitu, pintu kaca yang pecah di lobi utama showroom tersebut belum diganti dan hanya ditutupi kain hitam.
Salah satu satpam penjaga showroom, Amaludin, mendapatkan cerita bahwa saat itu keadaan sepi. "Memang tempat pos penjagaan di sebelah showroom. Tapi saya dapat cerita enggak ada siapa-siapa. Jalanan sepi," Amaludin mengungkapkan.
Adapun Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Awi Setiyono, mengatakan kepolisian masih memeriksa sejumlah saksi terkait penembakan showroom Lamborghini tersebut. Sama seperti dua petugas keamanan yang berjaga di showroom, saksi lain tidak melihat pelaku.
"Menurut keterangan saksi, mereka juga tidak lihat, karena dalam keadaan gelap toh. Saksi juga hanya mendengar dari seberang jalan showroom itu," ucap Kombes Awi di kantornya, Jakarta.
Sementara, terkait dugaan ada ancaman terhadap ruang pamer mobil mewah tersebut, dia enggan menjawab. "Belum masih dalam penyelidikan," tutur Awi.
Koordinator sekuriti showroom Lamborghini, Ubay, menceritakan dua anak buahnya tengah berada di depan pos keamanan, yang terletak di sebelah showroom. Petugas, lanjut dia, hanya mendengar suara tiga kali tembakan. Tembakan ini membuat pintu kaca depan lobi utama showroom, pecah.
"Saya enggak lihat (siapa yang nembak). Tapi saya dengar 3 letusan. Saya dengar itu langsung keluar, dan lihat kaca pecah. Emang suaranya dari jalanan," tutur Ubay.
Melihat hal itu, dia bersama anak buahnya tak berani untuk melihat atau membersihkan serpihan kaca, dan langsung menelepon polisi. Terkait adanya ancaman, dia pun menuturkan, selama ini, tak pernah melihat ataupun mendengar ancaman.
"Ini baru pertama kali kejadian. Enggak ada ancaman apa-apa selama ini," Ubay menandaskan.
Peluru Kaliber 22 Mm
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Awi Setiyono mengatakan, dari hasil olah TKP di showroom Lamborghini ditemukan selongsong peluru berkaliber 22 mm.
"Setelah dilakukan penyisiran memang ditemukan peluru kaliber 22 mm. Walaupun kita sudah bisa tahu jenisnya tetap kita kirim ke Laboratorium Forensik," ucap Awi di kantornya, Jakarta, Minggu, 12 Juni 2016.
Dia mengungkapkan, meski menurut keterangan saksi terdengar dari tiga tembakan, namun hanya ditemukan satu selongsong peluru.
"Malam itu langsung olah TKP makanya kita temukan peluru kaliber 22 tadi. Dari saksi Menyatakan ada tiga kali tembakan. Namun proyektil yang kita temukan ada satu," Awi menegaskan.
Lalu, apakah dari temuan peluru tersebut sudah dapat disimpulkan siapa pelakunya?
"Belum masih penyelidikan. Saksi juga tidak lihat karena dalam keadaan gelap toh," Awi menjelaskan.
2 Penembakan Saat Ramadan
Kejahatan dengan menggunakan senjata api atau senpi beberapa kali terjadi pada Ramadan ini. Seperti penembakan polisi di Cipondoh, Tangerang, Banten pada Jumat 10 Juni 2016 dan showroom Lamborghini di Jakarta Selatan ditembaki orang tak dikenal pada Minggu pagi.
Tidak menutup kemungkinan, senjata yang digunakan adalah senapan ilegal atau rakitan.
"Begini. Ini kan senjata api rakitan dan bukan legal. Kalau legal enggak ada masalah. Legal kan sudah tertata, dalam artian perizinannya. Ini yang jadi masalah kan ilegal, senjata api rakitan kan," ucap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono.
Menurut dia, para penjahat sudah mulai banyak yang ahli dalam merakit senjata.
"Dalam perkembangannya masyarakat kita ini ternyata para pelaku kejahatan sudah pandai merakit senjata, seperti jenis revolver yang kemarin (penembakan di Cipondoh)," Awi membeberkan.
Bukan hanya itu, senjata rakitan pada saat ini sangat mirip dengan yang asli. "Kasat mata mirip, tapi kan itu rakitan, rakitan kan manual ya, bukan seperti senjata kita yang semi automatis itu," tutur Awi.
Pada Jumat lalu, polisi dan pencuri motor terlibat adu senjata di Cipondoh. Dua polisi roboh akibat kejadian itu. Keduanya langsung di bawah ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif. Sedangkan pelaku tewas dengan beberapa luka tembakan.
Sementara pada Minggu 12 Juni 2016, showroom Lamborghini ditembak tiga kali dari depan. Polisi pun masih mencari pelaku dan motif penembakan tersebut.
Advertisement