Liputan6.com, Jakarta - Partai Golkar telah memberikan dukungan kepada Ahok di Pilkada DKI Jakarta. Tapi rupanya ada kandidat lain yang juga dilirik partai beringin, yaitu Djarot Saeful Hidayat.
"Kita belum memikirkan yang lain, tapi nama Djarot juga masuk untuk radar yang kita monitor," ucap Ketua Bappilu wilayah 1 Jawa dan Sumatera Partai Golkar, Nusron Wahid di Hotel Shangrila, Jakarta, Minggu 12 Juni 2016.
Golkar jatuh cinta pada Djarot lantaran politikus PDIP itu adalah sosok yang tenang dan dapat bekerja dengan baik.
"Djarot orangnya cold. Cold ya, kita lihat dalam arti dingin, dia bisa bekerja," tutur pria yang juga menjabat sebagai Kepala BNP2TKI itu.
Meski demikian, kata Nusron, pilihan Golkar cenderung kepada Ahok. Sebab, partai pimpinan Setya Novanto itu menganggap warga Jakarta masih menginginkan pria bernama lengkap Basuki Tjahaja Purnama itu menjadi gubernur.
"Kecenderungan kuat memang mengarah ke sana (Ahok), karena suara Golkar itu kan ingin menangkap suara rakyat. Kita meyakini bahwa mayoritas warga Jakarta menghendaki Ahok untuk bisa melanjutkan menata Jakarta lagi dengan berbagai ragam kontroversi yang dia miliki," tandas Nusron.
Beberapa waktu lalu, Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto mengatakan, akan memberikan dukungan resmi pada Ahok setelah musyawarah daerah.
"DKI 1, kita sedang evaluasi dan tentu dalam waktu dekat terkait putusan. Yang pasti kita akan adakan musda. Nanti di sana, kita beri anggota Golkar di DKI bisa kasih usulan. Apa pun usulan tingkat I DKI kita akan putuskan bersama," ucap Setnov.
Dia belum dapat memastikan apakah calon incumbent itu akan maju melalui partai politik atau tidak. Sebab selama ini, mantan Bupati Belitung Timur itu tetap keukeuh maju melalui jalur independen kendati banjir dukungan dari parpol.
"Kita tunggu dulu ya. Lihat apa yang terbaik. Yang jelas Pak Ahok ini mempunyai suatu hal kejujuran ke dalam perkotaan dan DKI, dan berusaha memberikan manajemen yang baik," ujar Setya Novanto.
Selain Ahok, Golkar Juga Lirik Djarot di Pilkada DKI
Golkar jatuh cinta pada Djarot lantaran politikus PDIP itu dianggap sosok yang tenang dan dapat bekerja baik.
diperbarui 13 Jun 2016, 06:16 WIBNusron Wahid (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Permintaan Mobil Bekas Terus Naik, Simak Prospek Usaha ASLC di 2025?
5 Dampak Negatif Sering Membentak Anak, Salah Satunya Penurunan Tumbuh Kembang
Cerminkan Prinsip Keadilan dan Gotong Royong, Benarkah Kenaikan PPN Lebih Baik Daripada Kenaikan PPh?
Polda Metro Jaya Imbau Masyarakat Tak Konvoi Saat Malam Tahun Baru, Ini Sanksinya
Penjualan NFT Berbasis Ethereum Capai Rp 4,8 Triliun dalam Sepekan
Inilah 5 Tradisi dari Berbagai Budaya yang Memengaruhi Dunia
Liburan Akhir Tahun Makin Seru, Game Makin Lancar! Seagate Perkenalkan SSD dan Hard Disk Baru
350 Quote Percaya Diri untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri
5 Keuntungan Langganan Google Play Pass, Salah Satunya Nikmati Saldo Promo s/d Rp600Rb!
Jadwal Lengkap Pengumuman CPNS 2024 hingga Usul Penetapan NIP
Incar Bintang AC Milan, Liverpool Harus Gigit Jari
Arti Mimpi Dilamar: Pertanda Baik atau Sekadar Bunga Tidur?