Agung Laksono: Pilih Cagub Jakarta yang Pasti-pasti Saja

Golkar bukan tidak punya kader yang baik untuk dijadikan calon kepala daerah. Tapi, membentuk figur yang kuat di masyarakat butuh waktu.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 13 Jun 2016, 06:44 WIB
Agung Laksono (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Partai Golkar kemungkinan besar bakal menjatuhkan pilihan pada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok untuk diusung pada Pilkada DKI 2017. Bagi Ketua Dewan Pakar Golkar Agung Laksono, untuk Pilkada DKI sikap partai tak boleh sekadar coba-coba.

"Jadi jangan mencoba-coba, sebaiknya jangan coba-coba. Kalau Jakarta sebaiknya harus yang pasti-pasti, jangan coba-coba," tegas Agung di kediamannya, Jakarta, Minggu 12 Juni 2016 malam.

Menurut dia, Golkar bukan tidak punya kader yang baik untuk dijadikan calon kepala daerah. Tapi, untuk membentuk figur yang kuat di mata masyarakat butuh waktu.

"Ada (kader Golkar), kita harapkan ada. Tapi sekali lagi saya belum melihat secara praktik pengalaman sehari-hari kita belum melihat," kata Agung.

Saat ini dirinya tidak tahu persis sejauh mana dukungan kader di bawah kepada Ahok. Meski begitu, dukungan terhadap Ahok tinggal menunggu mekanisme resmi saja.

"Saya belum mendengar secara formal. Kalaupun ada tentu akan lebih baik. Tapi pada waktunya akan disampaikan," ujar Agung.

Introspeksi Internal

Selain itu, dia melihat munculnya Ahok dengan dukungan yang luas sebagai cagub dari jalur independen merupakan sebuah fenomena baru. Selain itu, kemunculan Ahok juga bisa menjadi introspeksi bagi Golkar. "Ya ini introspeksi buat Golkar sendiri sebagai partai," kata Agung.

Introspeksi yang harus dilakukan partai saat ini adalah belum bisanya Golkar melahirkan kader terbaik untuk maju sebagai calon pimpinan daerah. Hal ini yang perlu diperhatikan.

"Saya percaya Golkar yang sekarang dipimpin Pak Setnov, sudah mulai memikirkan tidak hanya di Jakarta, tapi daerah-daerah yang lain, gubernur-gubernur yang lain, bupati, wali kota sudah mulai dipikirkan dengan cara yang baru," jelas Agung.

Menurut dia, pemilihan kepala daerah tidak bisa hanya berbicara soal dukungan partai. Tapi, sekuat apa figur calon kepala daerah yang akan didukung, termasuk di Pilkada DKI Jakarta.

"Sepanjang kemudian dia bisa membawa kebaikan bagi warga Jakarta, bisa memecahkan problem-problem Jakarta, kita bisa saja memilih bukan kader dari partai," pungkas Agung.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya