Cerita di Balik Aston Martin `DB`

Aston Martin mengalami masa-masa sulit setelah Perang Dunia II.

oleh Yongki Sanjaya diperbarui 14 Jun 2016, 06:29 WIB
Aston Martin mengalami masa-masa sulit setelah Perang Dunia II.

Liputan6.com, London - Aston Martin saat ini jadi salah satu pabrikan mobil super yang disegani. Sepanjang kiprahnya, merek mobil ini pernah terpuruk di masa awal.

Sebagaimana diketahui, Pada periode Perang Dunia II Aston Martin merupakan perusahaan yang memproduksi tuas persneling pesawat. Kiprah pabrikan Inggris ini di jagat otomotif dimulai pasca perang.

Dilansir Carbuzz, Aston Martin mulai bangkit dari keterpurukan setelah dibeli oleh David Brown, seorang industrialis Inggris yang memiliki hobi terhadap mobil-mobil cepat.

Brown mengucurkan modal sebesar 20.500 pound sterling atau sekira Rp 387,45 jutaan, sekaligus membeli sebuah Lagonda dari Aston Martin.

Lagonda saat ini mengusung mesin enam silinder DOHC 2,6 liter yang dikembangkan oleh W.0. Bentley. Mesin serupa kemudian digunakan pada model pertama Aston Martin yang dinamai DB2.

Nama David Brown melekat pada Aston Martin. DB yang merupakan inisialnya digunakan sebagai model tourer. Nama DB terus dipakai sampai model DB6 Volante yang diproduksi pada 1966.

Selama ditangani Brown, Aston Martin juga ikut serta dalam berbagai ajang balapan. Selama keikutsertaaan itu, Brown langsung mendampingi tim dengan tinggal di hotel yang sama dengan para pembalap beserta mekaniknya.

Sepeninggal Brown, nama DB tidak lagi digunakan selama lebih dari dua dekade. Hingga akhirnya pada 1993 inisialnya kembali tersemat hingga saat ini melalui DB11.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya