Liputan6.com, Jakarta - Kepala Bagian Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Polisi Agus Rianto memastikan polisi sudah sesuai prosedur dalam mengamankan demo menolak aktivitas tambang batu bara di Bengkulu.
Tindakan polisi yang tegas membubarkan massa menurut dia, karena kondisi saat itu sudah tidak kondusif. Para pendemo mulai berbuat anarkis.
"Selama mereka melakukan tugas sesuai SOP dan tentunya menjadi tanggung jawab organisasi untuk melindungi. Inilah yang seharusnya kami lakukan dalam tugas," kata Agus di Mabes Polri, Jakarta, Senin (13/6/2016).
Agus menduga, aksi demo yang berujung bentrok itu lantaran ada yang memprovokasi. Hal tersebut juga dilaporkan jajarannya yang mengamankan jalannya demonstrasi.
Bahkan, Agus mengungkapkan, massa di lapangan juga telah mempersenjatai diri dengan senjata tajam. Sehingga saat bentrokan terjadi ada polisi yang terluka saat membubarkan massa.
"Ada yang memprovokasi dari dalam dan kita coba menghalau. Sehingga masyarakat terpancing untuk maju dan menyerang," ujar Agus.
Untuk itu, Agus meminta masyarakat tidak menyalahkan kepolisian dengan adanya peristiwa ini. Sebab, kata dia, polisi sudah mengamankan dan menindak tegas warga yang anarkis.
"Jangan sampai dikit-dikit polisi lakukan tindak tegas ke masyarakat, langsung maunya ada sanksinya. Tapi apabila mereka melanggar, tidak sesuai, itu yang akan kami proses. Ada sanksinya," Agus menandaskan.
Bentrok antara warga yang menuntut penutupan operasi tambang bawah tanah dengan aparat kepolisian terjadi pada Sabtu 18 Juni 2016 siang. Warga dari 12 desa di Kecamatan Sindang Merigi dan Kecamatan Sindang Kelingi, Bengkulu Tengah mencoba masuk ke kamp perusahaan yang berada di Desa Lubuk Unen Baru.
Saat anggota polisi berupaya menghadang warga yang bergabung dalam Forum Rejang Gunung Bungkuk memasuki lokasi pertambangan, kericuhan pecah.
Dari catatan warga, delapan orang warga sipil tertembak di mana empat orang atas nama Marta Dinata, Yudi, Alimuan dan Badrin harus dilarikan ke rumah sakit. Seorang korban tertembak di bagian perut atas nama Marta Dinata dan masih dalam kondisi kritis.
Korban jatuh tidak hanya dari pihak warga, seorang anggota polisi juga mengalami luka cukup serius dan masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara.
Polri Pastikan Pengamanan Demo di Bengkulu Sesuai Prosedur
Tindakan polisi yang tegas membubarkan massa menurut Brifjen Agus Rianto, karena kondisi saat itu sudah tidak kondusif.
diperbarui 13 Jun 2016, 14:46 WIBSalah seorang korban demo rusuh di Bengkulu dilarikan ke RSUD M Yunus karena mengalami luka tembak pada bagian perut korban, Sabtu (11/6/2016). (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo Putro)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 Liga InternasionalLiverpool Bayar Mahal Kemenangan atas Real Madrid di Liga Champions
8 9 10
Berita Terbaru
Tips Agar Bayi Mau Makan MPASI: Panduan Lengkap untuk Orang Tua
Cara Membuat Puding Agar-Agar: Panduan Lengkap untuk Hidangan Lezat dan Menyegarkan
Tanggapi Soal PPN hingga Opsen, Hyundai Punya Strategi Jaga Penjualan Tetap Stabil
Kadin Indonesia Punya Kisi-Kisi Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi 8%
Begini Kondisi Terkini Gunung Ruang di Sitaro
Tengok Gerak Harga Kripto BTT Coin Hari Ini 29 November 2024
Reuni Akbar 212 di Monas Senin 2 Desember: Rizieq Shihab Hadir, Prabowo Diundang
7 Tips Agar Bibir Pink Alami Tanpa Perlu Lipstik, Aman dan Mudah Dilakukan
Perawatan Kulit Berjerawat Perlu Pendekatan Dermatologis, Ini Alasannya
Cara Mengatasi Kram Perut yang Efektif: Panduan Lengkap
Prospek Emiten Ritel Jelang Natal dan Tahun Baru, Intip Rekomendasinya
Oppo Find X8 Series Debut Global di Bali, Indonesia Jadi Sorotan Dunia