Kemenhub Minta AP II Gelar Uji Peralatan di Terminal 3 Ultimate

Keputusan ini diambil setelah pejabat Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub menggelar rapat dengan manajemen Angkasa Pura II.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 13 Jun 2016, 22:00 WIB
Pekerja melintas di dalam Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, (8/6). Angkasa Pura II (Persero) berencana mengoperasikan terminal 3 ultimate Bandara Internasional Soetta pada 20 Juni 2016. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memberikan batas waktu kepada PT Angkasa Pura II (Persero) untuk melakukan uji peralatan (commisioning) di Terminal 3 Ultimate Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada 16 Juni 2016.

Keputusan ini diambil setelah pejabat Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub menggelar rapat dengan Direktur Utama AP II Budi Karya dan seluruh jajarannya di Terminal 3 Ultimate.

‎"Hasil evaluasi, kami berikan waktu cut of date tanggal 16 Juni 2016. Jadi sampai tanggal itu kami minta AP II sudah tidak ada hal-hal yang kurang, terlebih yang wajib dioperasionalkan bandar udara," kata Direktur Bandar Udara Kementerian Perhubungan Yudhi Sari Sitompul‎ di Terminal 3 Ultimate, Cengkareng, Senin (13/6/2016).


Menurut Yudhi secara keseluruhan memang Terminal 3 Ultimate sudah cukup mumpuni dalam fasilitas dan pelayanan. Namun ada beberapa hal yang sampai saat ini belum dilakukan uji operasional.

Dia menyebutkan salah satunya soal genset. Sistem pembangkit yang dimiliki Terminal 3 Ultimate ini belum semuanya melalui uji coba. Sebagai terminal bertaraf internasional, kepastian mengenai pasokan listrik menjadi hal yang utama, mengingat ini terkait pelayanan.

Selain itu, sampai saat ini AP II juga belum bisa memastikan kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang akan bertanggung jawab atas pengoperasian segala peralatan di Terminal 3 Ultimate ini. Sebab semua peralatan yang ada di terminal ini baru.

"Lalu selain itu, ada lagi soal toilet. Toilet ini harus dilakukan uji di mana di saat yang bersamaan flash beroperasi. Kalau 75 persen beroperasi berarti itu sudah layak, tapi ini belum dilakukan," papar dia.

Menanggapi peryataan Yudhi, Direktur Utama AP II Budi Karya mengaku dirinya siap untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan Dirjen Perhubungan Udara.

"Kami dari menejemen AP II menambahkan bahwa sudah dilakukan commisioning dengan Garuda Indonesia sebanyak 3 kali, hasilnya tidak ada kendala yang berarti. Hanya soal yang masalah mandatory, kami akan selesaikan sebelum 16 Juni," tambah Budi Karya. (Yas/nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya