Liputan6.com, California Para ilmuwan kembali menemukan manfaat puasa. Belum lama ini peneliti di University of Southern California menemukan, seseorang yang puasa minimal tiga hari bisa membantu regenerasi sistem kekebalan tubuh.
Menurut ilmuwan, puasa sangat bermanfaat bagi orang yang menderita sistem kekebalan tubuh yang rusak, seperti pasien kanker kemoterapi.
Advertisement
"Kelaparan akan memicu sel induk yang memproduksi sel darah putih baru, yang melawan infeksi," kata peneliti, seperti dikutip Telegraph, Selasa (14/6/2016).
Profesor of Gerontology dan Biological Sciences di University of California, Valter Longo, mengatakan, tidak masalah jika sel induk terus berkembang biak dan membangun kembali sistem tubuh. Karena dengan begitu, tubuh akan menyingkirkan bagian-bagian dari sistem yang mungkin rusak atau tua selama puasa.
"Sekarang, jika sistem Anda tua atau rusak berat akibat kemoterapi atau penuaan, puasa lah yang memberikan sistem kekebalan tubuh yang baru," katanya.
Dalam uji coba studi, para peneliti meminta sejumlah pasien untuk puasa secara teratur selama dua dan empat hari selama enam bulan. Mereka menemukan, puasa bisa mengurangi enzim PKA, yang terkait dengan penuaan dan hormon yang meningkatkan risiko kanker dan pertumbuhan tumor.
"Ketika lapar, sistem tubuh mencoba untuk menghemat energi, dan salah satu hal yang dapat dilakukan adalah mendaur ulang banyak sel-sel kekebalan tubuh yang tidak diperlukan. Ini sebabnya puasa selama 72 jam juga akan melindungi pasien kanker terhadap dampak racun dari kemoterapi," kata Longo.
"Hasil penelitian ini juga menunjukkan, puasa dapat mengurangi efek samping berbahaya dari kemoterapi," kata Assistant professor of clinical medicine di Pusat Kanker USC Norris Comprehensive, Tanya Dorff.
Kendati demikian, kata Dorff, puasa yang dijalani pasien kanker sebaiknya hanya dilakukan di bawah bimbingan dokter.