Liputan6.com, Aleppo - Ada yang berbeda bagi umat muslim di Aleppo selama menjalani Ramadan di tahun 2016 ini. Tidak hanya mereka menjalani puasa di tengah peperangan, sebagian warga juga harus menjalaninya tanpa keluarga dan tradisi mereka.
Di tengah-tengah konflik yang kini sedang melanda negara tersebut, umat muslim dan Kristiani bersatu dan saling membantu.
Baca Juga
Advertisement
Dikutip dari Christiandaily.com, Rabu (15/6/2016), Kristiani Aleppo memutuskan untuk berpartisipasi menyediakan iftar atau makanan untuk berbuka puasa bagi masyarakat muslim miskin di Sulaymaniyah.
Sejak dimulainya bulan suci Ramadan 4 Juni 2016 lalu, Keuskupan Ortodoks Agung Suriah membagikan makanan sahur dan berbuka puasa bagi masyarakat muslim, dengan menjadikan Gereja St. Ephrem sebagai pusat distribusi makanan.
"Kegiatan ini kami lakukan untuk menunjukkan adanya kerukunan beragama. Kami berharap hal ini dapat mengembalikan kerukunan antarwarga Suriah," kata seorang panitia penyelenggara.
Masyarakat muslim dan Kristiani di Suriah memiliki solidaritas antar agama yang sama selama perang sedang berlangsung.
Dalam sebuah insiden, umat Kristiani di daerah tersebut bahkan menjadikan salah satu gereja mereka sebagai tempat penampungan, bagi anak-anak muslim yatim piatu yang kehilangan rumah dan keluarga mereka.
Walaupun telah memasuki bulan suci Ramadan, teroris masih menyerang orang-orang dan pemukiman Kurdi, serta pasukan pemerintah di Aleppo.
"Padahal sudah memasuki Ramadan, tapi teroris tetap menyerang. Mereka tidak hanya menargetkan pasukan pemerintah, tapi juga kawasan pemukiman di Aleppo. Jumlah korban terus bertambah," kata anggota itu.