Liputan6.com, Jakarta Walaupun tak cocok dengan ungkapan ini, Anda mungkin tak bisa hindari bahwa cinta itu buta. Namun, pada hakikatnya cinta tidak harus begitu buta sehingga kesalahan pada pasangan Anda saat masih pacaran dikesampingkan begitu saja.
Mungkin memang wajar adanya, jika dua orang disatukan dalam sebuah hubungan akan mulai muncul konflik karena adanya perbedaan pandangan. Namun, jika Anda tidak dapat mengatasi konflik-konflik tersebut dengan tenang dan "kepala dingin" maka hubungan tersebut harus dikembalikan.
Baca Juga
Advertisement
Mungkin Anda mencoba untuk menoleransi kata-kata kasar yang diucapkan oleh pasangan, tetapi bukan berarti tak ada batasan. Setiap pasangan harus memiliki batasan dalam membina hubungan mereka sehingga kekerasan baik fisik dan verbal tidak bertopengkan kata "cinta".
Seperti dilansir dari Boldsky.com pada Selasa (14/6/2016), Liputan6.com merangkum beberapa tanda yang tak boleh Anda toleransi dalam hubungan.
Kekerasan fisik
1. Kekerasan fisik
Jangan berikan kesempatan kedua jika hubungan pacaran Anda sudah diwarnai dengan kekerasan fisik. Kekerasan secara fisik baik secara moral dan hukum tidak bisa ditoleransi, baik itu datang dari wanita atau pria. Pertimbangan terbesar terletak pada masa depan hubungan Anda yang bisa jadi akan terus diwarnai dengan tindak kekerasan fisik.
Advertisement
Kekerasan verbal
2. Kekerasan verbal
Selain kekerasan fisik, salah satu hal yang harus jadi pertimbangan besar bagi Anda untuk tidak ditoleransi adalah kekerasan secara mental dan verbal. Namun, perihal kekerasan verbal, Anda harus coba menganalisis kembali seberapa besar dampak dari hal tersebut pada mental pribadi. Sebagai manusia terkadang sulit untuk menahan kata-kata kasar keluar dari mulut saat sedang emosi, tetapi bukan berarti hal tersebut tak bisa dicegah.
Selingkuh
3. Selingkuh
Kepercayaan merupakan modal dan pondasi terkuat pada sebuah hubungan. Jika kepercayaan tersebut dirusak oleh sebuah perselingkuhan, maka hubungan tersebut sudah tak bisa ditoleransi. Walaupun selalu ada kemungkinan untuk berubah, tetapi jika saat berpacaran sudah selingkuh bagaimana ketika menikah.
Advertisement
Agresi verbal atau intimidasi
4. Agresi verbal atau intimidasi
Seringkali orang mengabaikan hal ini karena menganggap emosi dan agresi verbal terjadi saat diskusi mulai memanas. Namun, umpatan, teriakan, cemoohan, atau mengarah pada hinaan tidak harus ditolerir dalam sebuah hubungan. Hal tersebut akan berpengaruh pada perkembangan mental.
Pengabaian aspirasi
5. Pengabaian aspirasi
Dalam sebuah hubungan, jika pasangan sudah tidak bisa menghargai aspirasi dan mimpi Anda, lebih baik untuk mengakhirinya. Jika mereka tidak senang untuk melihat Anda sukses, hubungan tersebut kemungkinan lebih baik diakhiri.
Advertisement
Posesif
6. Posesif
Jika Anda mencintai seseorang dan sedang membangun hubungan dengannya bukan berarti mengekang kebebasan mereka. Hal tersebut tak berarti Anda menjauhkannya dari orang tua, teman-teman, atau bahkan apa yang mereka sukai. Jadi, jika menemukan bahwa pasangan posesif atau mengontrol secara penuh kehidupan Anda, cobalah untuk membicarakannya secara serius.