PKS Peringati Kemerdekaan RI Hari Ini?

Sementara, Jazuli dalam refleksi kali ini mengajak seluruh umat Islam dan umat agama lainnya, untuk tetap bersatu padu membangun Indonesia.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 15 Jun 2016, 01:56 WIB
Ketua DPP PKS, Jazuli Zuwaini bersama Anggota DPR Fraksi PKS lainnya, Hadi Mulyadi, Abubakar Al-Habsy dan Iskan Qolba Lubis saat jumpa pers di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (18/11/2014). (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Jakarta - Peringatan Hari Kemerdekaan RI diperingati setiap 17 Agustus. Tetapi berbeda dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Partai pimpinan Sohibul Iman ini memperingati Hari Kemerdekaan RI hari ini. Mengapa? 

Ternyata, PKS berpatokan pada kalender Hijriyah untuk memperingati Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus bertepatan dengan 9 Ramadan. Hari ini, 14 Juni, bertepatan dengan 9 Ramadan, PKS pun membuat acara peringatan.

Fraksi PKS memperingati dengan refleksi, yang disampaikan Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini dan mantan Ketua Umum PKS yang kini menjabat Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid.

Keduanya mengingatkan agar umat Islam tidak melupakan sejarah, bahwa 17 Agustus 1945 bertepatan dengan 9 Ramadan 1437 H.

"Kita ingin menyegarkan kembali ingatan kolektif, bahwa ini disepakati oleh founding father, untuk diproklamasikan pada 17 Agustus yang bertepatan dengan hari ini, yaitu 9 Ramadan," ujar Hidayat saat sambutan di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Selasa (14/6/2016).

Hidayat mengatakan, makna proklamasi memiliki pesan kuat bahwa Ramadan merupakan bulan kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia. Bahkan, menurut sejarah, pemilihan hari dan tanggal proklamasi sesuai permintaan Soekarno kepada para ulama.

"Dulu Bung Karno bilang Jas Merah, jangan sekali-kali melupakan sejarah. Indonesia bisa dimerdekakan pada Juli, sebelum Ramadan atau September setelah Ramadan. Tapi Bung Karno, Bung Hatta, dan tokoh-tokoh saat itu menyepakati Indonesia dimerdekakan pada 17 Agustus yang adalah bulan Ramadan," papar dia.

Teks proklamasi, lanjut Hidayat, bahkan didiktekan Bung Hatta dan ditulis Bung Karno pada pukul 03.00 WIB saat waktu sahur.

Dua Kali Memperingati

Kendati, kata Hidayat, bukan berarti PKS mengecilkan makna dari 17 Agustus. Sebab, PKS selalu memperingati dua kali peringatan Kemerdekaan RI.

"Kami hari ini melakukan peringatan untuk membuktikan cinta terhadap Indonesia enggak main-main, karena dua kali kita peringati Hari Kemerdekaan Indonesia. 17 Agustus diperingati, 9 Ramadan juga diperingati. Kalau ini jadi spirit untuk umat Islam di Indonesia, cinta terhadap Indonesia menjadi dua kali lipat," papar dia.

"Untuk itu kami berharap umat Islam dengan ormas-ormasnya dan partai-partainya, pesantrennya dan LSM nya, untuk betul-betul menjadikan Ramadan ini sebagai bulan kemerdekaan, yang menghadirkan bulan dengan keunggulan-keunggulan luar biasa," sambung dia.

Sementara, Jazuli dalam refleksi kali ini mengajak seluruh umat Islam dan umat agama lainnya, untuk tetap bersatu padu membangun Indonesia. Dengan dibacakannya Proklamasi Kemerdekaan saat Ramadan, dia meminta agar umat muslim memikul tanggung jawab atas kemajuan bangsa.

"Umat Islam punya peran besar dalam kemerdekan, maka umat Islam punya kewajiban membangun negeri ini. Kita ingin menggugah umat lain bahwa peran umat Islam di Indonesia luar biasa karena itu jangan banyak curiga terhadap umat Islam," papar Jazuli.

"Umat Islam adalah umat yang menjadi poros dalam pembangunan negeri bersama umat lain dan komponen lain. Agar semakin kokoh spiritualisme nasionalisme. Kita juga minta fraksi-fraksi di daerah untuk berdoa untuk para pahlawan," sambung dia.

Anggota Komisi I DPR itu pun merasa bangga, sebab dalam sejarah, baru Fraksi PKS yang memperingati Kemerdekaan Indonesia yang jatuh bertepatan saat Ramadan di parlemen. Jazuli berharap agar fraksi-fraksi lain mengikuti jejak PKS.

"Ini punya makna historis yang mendalam bagi umat Islam. Inilah dignity atau kebanggan, yang seharusnya diwarisi umat Islam dalam mengisi kemerdekaan hingga hari ini. Kontribusi umat Islam, tokoh pergerakan, para kiai, dan santri dalam usaha-usaha kemerdekaan dicatat dengan tinta emas dan tidak terbantahkan," Jazuli menandaskan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya