Liputan6.com, Yokohama - Nissan Motor mengumumkan bahwa mereka sedang mengembangkan sistem sel bahan bakar dengan memanfaatkan bioetanol.
Melansir Business Green, kalau proyek ini berhasil, maka Nissan akan menjadi jenama pertama yang menggunakan bioetanol. Adapun proyek ini disebut dengan `e-Bio Fuel-Cell`.
Pada sistem sel bahan bakar tradisional, mobil biasanya menggunakan hidrogen bertekanan tinggi yang didapat dari stasiun pengisian. Sementara `e-Bio Fuel-Cell` mampu menciptakan hidrogen dari bioetanol.
Untuk memproduksi hidrogen dari bioetanol, mobil akan menggunakan alat khusus. Menariknya, Nissan mengatakan etanol yang digunakan bisa murni atau bercampur dengan air dengan kadar maksimal 55 persen.
Baca Juga
Advertisement
Kazuhiro Doi, Vice President yang bertanggung jawab dalam hal penelitian mengatakan kendaraan ini bisa membuat biaya perjalanan lebih murah sebagaimana mobil listrik. Kelebihannya, waktu pengisian bahan bakar bisa lebih singkat.
"Kami bisa memperoleh pengalaman berkendara dan biaya yang setara dengan kendaraan listrik," ujar Doi.
Bedanya, di bawah sistem baru ini, karbon dioksida akan keluar dari saluran pembakaran. Tapi Nissan mengatakan emisi itu akan dinetralkan dengan sejumlah cara. Doi menganalogikan seperti tumbuhan yang menyerap CO2 di siang hari.
Prototipe kendaraan listrik ini kemungkinan akan dirilis sebentar lagi. Pada 2020, saat Tokyo menjadi tuan ruam Olimpiade, Nissan rencananya akan mengkomersilkan mobil bertenaga bioetanol yang belum bernama ini.
Bahan bakar bioetanol sendiri cukup mendapat sorotan sebagai sumber energi alternatif. Penggunaan etanol terus naik. Bahkan, pada 2000 hingga 2007, terjadi peningkatan penggunaan etanol untuk bahan bakar kendaraan bermotor hingga tiga kali lipat.