Liputan6.com, Jakarta Ramadan adalah waktu yang dinanti-nantikan oleh seluruh umat Muslim di seluruh dunia, dan setiap negara memiliki persiapannya masing-masing untuk menjalani bulan suci ini.
Baca Juga
Advertisement
Membicarakan tradisi negara-negara dunia yang merayakan Ramadan selalu menarik, karena selalu ada satu atau dua hal dari kebiasaan mereka yang belum tentu ada di negara lain. Salah satu negara yang menyambut bulan Ramadan adalah Mesir yang juga memiliki tradisinya tersendiri dalam menjalani bulan yang penuh berkah ini. Seperti yang dilansir dari situs Egyptianstreets.com, simak 10 tradisi khas penduduk Mesir dalam menjalani bulan Ramadan.
El-Fanous
Mungkin perubahan yang paling jelas di Mesir selama di bulan Ramadan adalah munculnya lentera-lentera indah. Legenda mengatakan bahwa pada hari kelima Ramadan pada tahun 358 AH (969 AD), Fatimiyah Khalifah Muezz El-Din El-Allah sedang memasuki Kairo untuk pertama kalinya. Ia tiba setelah senja, dan warga muncul secara massal dengan lentera untuk menyambutnya dan merayakan kedatangannya. Sejak hari itu, fanous menjadi salah satu simbol Ramadan untuk Mesir. Lentera-lentera ini hadir dalam semua ukuran dan berbagai warna. Lentera dapat Anda lihat dimana-mana, digantung di dinding atau digunakan sebagai dekorasi di rumah-rumah penduduk, bahkan dijadikan mainan oleh anak-anak kecil sambil menyanyikan lagu Ramadan.
Kerlip lampu hiasan di malam hari
Lampu-lampu indah akan dipasang di sepanjang jalan umum, di rumah, kafe dan masjid, dan membuat kota-kota di Mesir bagaikan kota magis pada malam hari.
Pesta kuliner
Meskipun kegiatan utama dalam bulan Ramadan adalah berpuasa, tak ada yang bisa menyangkal bahwa saat matahari mulai terbenam dan saat berbuka tiba, setiap orang yang berpuasa sudah menyiapkan makanan atau minuman yang lezat. Menu berbuka harus dipersiapkan dengan jeli, bahkan tak sedikit wanita yang sudah berbelanja keperluan berbuka selama Ramadan beberapa minggu sebelumnya. Minggu pertama akan dipenuhi pertemuan dengan teman-teman dan keluarga untuk berbuka puasa bersama.
Di Mesir, ada piring-piring khusus dan permen yang identik dengan bulan Ramadhan. Bisa dibilang yang paling terkenal adalah qatayef dan zalabia, serta konafa. Tapi ada juga khoshaf, semacam salad buah yang terbuat dari campuran buah ara kering, kurma, kismis dan aprikot yang direndam dalam air. Dan terakhir adalah amar el din, minuman Ramadan terkenal yang terbuat dari kulit buah aprikot akan menyegarkan.
Gym yang penuh
Meskipun mungkin tidak berlaku untuk semua orang Mesir, gym biasanya penuh dengan orang selama dua jam menjelang jam berbuka puasa selama bulan Ramadan. Ramadan memang membuat orang cenderung makan dalam jumlah yang lebih banyak dari biasanya saat berbuka, tapi banyak orang Mesir yang juga menggunakan bulan ini untuk memulai penurunan berat badan, atau setidaknya mencegah berat badan yang berlebihan. Bagi yang memang peduli dengan kesehatan dan fisik mereka, tidak ada alasan untuk membiarkan kerja keras di gym sepanjang tahun sia-sia, dan bagi Anda yang tak ingin bertambah berat badan, mungkin gym adalah jawaban sempurna.
Saatnya menahan diri
Ramadan adalah masa-masa untung mendekatkan diri dengan Tuhan, hidup dalam kesederhanaan, lebih banyak beramal dan menahan diri. Jika Anda seorang pencinta kopi atau rokok, atau bahkan keduanya, Anda akan menghadapi begitu banyak godaan dalam hari-hari berpuasa. Orang-orang di Mesir ternyata juga merasakan perjuangan yang sama dengan orang-orang di berbagai belahan dunia lain yang memiliki kecanduan terhadap rokok atau kopi.
Hati-hati dalam berbicara
Kata-kata umpatan bukan hal yang aneh dalam bahasa Mesir, namun selama Ramadan, penduduk Mesir harus lebih berhati-hati dalam bicara jika tak ingin puasanya batal. Bagi yang terbiasa mengumpat, mereka harus mencari cara lain untuk menyalurkan kata-kata frustrasi mereka.
Banyak beramal
Ramadan adalah waktu khusus di Mesir di mana orang menghapus perbedaan di antara mereka. Melakukan perbuatan amal menjadi sangat penting, dan contoh dari kemurahan hati di Mesir dapat terlihat saat matahari terbenam dan waktu berbuka tiba.
Masjid dan masyarakat lokal menyediakan makanan bagi orang miskin, menyiapkan meja makan besar bagi mereka dan orang lain yang ingin bergabung. Dan jika Anda terlambat, tak perlu takut, karena selalu ada seorang Mesir di jalan yang membagi-bagikan air dan kurma untuk mereka yang mencari makanan untuk berbuka puasa.
Membaca Al-Quran
Penduduk Mesir memiliki kebiasaan agama yang tak berbeda dengan penduduk negara lain selama Ramadan. Satu kebiasaan yang cuku penting di Mesir adalah Khatma, yaitu pembacaan penuh Al-Quran selama sebulan. Al-Quran terdiri dari 30 bab, sehingga mereka cukup membaca satu bab per hari selama bulan suci.
Menikmati serial televisi
Salah satu pilar budaya Ramadan di Mesir adalah sinetron Ramadan yang mengudara secara eksklusif selama bulan suci yang sangat populer di seluruh Timur Tengah. Jutaan umat Islam menghabiskan waktu menonton TV selama dan setelah puasa, tak heran saluran TV komersial mendapatkan peringkat tertinggi selama bulan ini. Acara televisi di Mesir dapat membuat masalah sosial atau sejarah menjadi sesuatu yang menarik untuk ditonton. Ada pula acara televisi harian yang menghadirkan teka-teki Ramadan yang cukup dinantikan oleh para pemirsa televisi di Mesir.
Menghabiskan waktu dengan keluarga
Yang terakhir namun tak kalah penting adalah hubungan antara Ramadan dan keluarga. Penduduk Mesir akan mengundang keluarga dekat, teman-teman dan kerabat jauh untuk berbuka puasa bersama-sama dalam suasana hangat yang indah yang biasanya tidak terlalu intens di luar bulan suci. Mereka duduk dan mengobrol dengan dikelilingi makanan lezat, menonton TV bersama-sama, dan umumnya menikmati kebersamaan yang hadir selama Ramadan.