16-6-1896: Ombak 33 Meter, Tsunami Terparah dalam Sejarah Jepang

Setelah 15 menit berlalu, gelombang tsunami mahadahsyat menerjang garis pantai kota itu dan melahap habis desa yang berada di pelabuhan.

oleh Nurul Basmalah diperbarui 16 Jun 2016, 06:00 WIB
Setelah 15 menit berlalu, gelombang tsunami maha dahsyat menerjang garis pantai kota itu dan melahap habis desa yang berada di pelabuhan (Wikipedia).

Liputan6.com, Honsu - Siang itu, sehari setelah tsunami maha dahsyat menghantam Jepang, korban selamat bencana alam tersebut akhirnya menyadari, lebih dari 20 ribu teman dan keluarga tewas dalam peristiwa yang terjadi pada 16 Juni, 120 tahun yang lalu.

Pada hari itu, tsunami memporak-porandakan wilayah mereka, akibat adanya gangguan di dasar laut Jepang, berjarak 120 mil ke utara dari pulau Honsu, Jepang.

Jurang bawah laut yang terletak di sekitar lempeng tektonik Pasifik tersebut, mendorong jauh ke bawah lempeng Asia, sehingga menyebabkan ombak besar setinggi 33 meter.

Dikutip dari History.com, Kamis (16/6/2016), pergerakan lempeng tersebut terjadi akibat adanya gempa bumi berkekuatan 7,6 skala Richter, yang terjadi di jauh dari wilayah tersebut.

Pada hari nahas tersebut, sebelum terjadinya tsunamai, warga di Kamishi dan pesisir Honsu, Sanriku, sedang merayakan festival tahunan.

Mereka merasakan adanya getaran mengguncang tanah yang mereka pijak. Namun, memilih untuk mengabaikan getaran 'ringan' tersebut dan melanjutkan acara.

Namun, sekitar 20 menit setelah getaran tersebut, air laut di pelabuhan surut secara tiba-tiba.

Setelah 15 menit berlalu, gelombang tsunami mahadahsyat menerjang garis pantai kota itu dan melahap habis desa yang berada di sekitar pelabuhan.

Gelombang air tersebut mencapai ketinggian 115 kaki atau setara dengan 33 meter, di beberapa tempat pada malam itu.

Nelayan yang saat itu sedang berada di laut dan warga di pedalaman, tidak menyadari kerusakan dan kehilangan yang mereka hadapi hingga keesokan harinya.

Alangkah terkejutnya warga selamat saat tiba di pelabuhan. Mereka melihat bangunan-bangunan datar dengan tanah, dan puluhan ribu warga tergeletak tak bernyawa.

Korban tewas saat itu diperkirakan antara 22 ribu hingga 27 ribu jiwa.

Bagian pesisir pantai di daerah tersebut tampaknya rentan dilanda tsunami. Pada tanggal 3 Maret 1933, gelombang setinggi 75 kaki atau setara dengan 25 meter, kembali menerjang pelabuhan dan menewaskan 3.000 orang.

Pada hari yang sama tahun 1815, pasukan Napoleon berhasil memukul mundur pasukan Prusia pada pertempuran Ligny.

Kejadian lainnya yang juga terjadi pada tanggal 16 Juni pada tahun 1977 adalah, diangkatnya Leonid Brezhnev diangkat menjadi Presiden Uni Soviet (Rusia sekarang).  

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya