Liputan6.com, New York - Harga emas melonjak setelah Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat (AS) memutuskan jika suku bunga acuan tidak berubah. Harga logam mulia ini sempat mencapai US$ 1.300 per troy ounce.
Melansir laman Wall Street Journal, harga emas berjangka naik sekitar 0,5 persen menjadi US$ 1.294,80 per troy ounce di divisi Comex New York Mercantile Exchange, menurut data FactSet.
Sebelum keputusan the Fed, harga emas untuk pengiriman Agustus, kontrak yang paling aktif diperdagangkan, ditutup naik hampir 0,02 persen menjadi US$ 1.288,30 per troy ounce.
Logam kuning telah naik 22 persen sepanjang tahun ini, mencerminkan penguatan selama kuartal pertama karena investor banyak yang memilih emas di tengah kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi global.
Baca Juga
Advertisement
Analis melihat petunjuk the Fed lebih dovish saat mengeluarkan pernyataannya, setelah menggelar pertemuan komite selama dua hari.
Meskipun proyeksi median Fed masih mengharapkan akan terjadi dua kenaikan tingkat suku bunga di tahun ini, tapi para pejabat saat ini melihat hanya akan ada satu kenaikan.
Sebab tingkat suku bunga yang lebih rendah adalah hal positif bagi emas, yang tidak membayarkan bunga. Suku bunga rendah membuat logam lebih menarik dibandingkan dengan aset seperti AS Treasurys.
Investor sebelumnya berharap harga emas bergerak secara signifikan, dengan mengacu pada pernyataan pejabat The Fed. David Govett, Kepala Logam Mulia Marex Spectron, mengatakan dalam sebuah catatan bahwa nada dovish bisa membuat emas bergerak di atas US$ 1.300, sementara komentar hawkish bisa mendorong ke posisi US$ 1.270. "Semua mata akan berada di konferensi setelah itu," katanya.