Liputan6.com, Ithaca - Para peneliti memperkirakan bahwa dibutuhkan waktu sekitar 1.500 tahun sebelum akhirnya kita dapat menemukan kehidupan di planet lain.
Hal tersebut diungkap oleh astrofisikawan setelah mereka melakukan suatu penghitungan. Hasil studi itu menunjukkan, saat ini sinyal radio manusia yang berhasil mencapai angkasa luar kurang dari satu persen.
Jika prinsip serupa diterapkan pada planet 'alien', maka sangat tidak mungkin jika komunikasi dari angkasa luar dapat mencapai Bumi dalam kurun waktu 1.500 tahun.
Dalam 1.500 tahun diperkirakan memberi waktu bagi peradaban manusia untuk mengembangkan teknologi yang dibutuhkan untuk menemukan makhluk angkasa luar yang diyakini cerdas.
Para peneliti dari Cornell University tersebut menggunakan pemodelan matematika untuk memeriksa 'Paradoks Fermi' -- kontradiksi antara perkiraan kemungkinan adanya peradaban ekstraterestrial yang tinggi dengan kurangnya bukti atau hubungan dengan peradaban semacam itu.
Baca Juga
Advertisement
Dikutip dari Daily Mail, Kamis (16/6/2016), penelitian tersebut mengatakan bahwa terdapat miliaran planet mirip Bumi di galaksi kita, namun hingga saat ini belum ada alien yang berhasil menghubungi atau mengunjungi kita.
Penelitian yang akan dipresentasikan dalam pertemuan Americal Astronomical Society pada minggu ini, mengatakan bahwa sinyal TV dan radio yang dibuat oleh manusia hanya menembus 8 tahun cahaya ke galaksi kita, yakni Bima Sakti.
Hal tersebut menunjukkan bahwa sinyal dari planet kita telah mencapai sekitar 8.531 bintang dan 3.555 planet mirip Bumi. Namun menurut peneliti, angka tersebut terlalu kecil untuk berharap mendapat respons dari makhluk ekstraterestrial.
Para peneliti mendasarkan penelitian mereka pada Mediocrity Principle -- yang mengatakan Bumi secara fisik tidak spesial atau unik sehingga alien tak akan secara sengaja mencari planet yang dihuni manusia tersebut.
"Galaksi kita dengan bentuk khasnya yang spiral, sebenarnya tak sangat besar dibandingkan galaksi lain. Angka tersebut yang membuat Paradoks Fermi sangat berlawanan," ujar seorang mahasiswa astronomi di Cornell University, Evan Solomonides, yang bekerja sama dengan Professor Yervant Terzian.
"Kita telah menjangkau banyak bintang dan planet, harusnya kita telah mencapai kehidupan lain (alien) sekarang. Hal ini menunjukkan mengapa kita serasa sendirian," imbuhnya.
Solomonides dan Terzian memperkirakan kita tak seharusnya berharap akan menemukan alien, hingga manusia memiliki teknologi komunikasi yang dapat menjangkau sekitar setengah dari bintang dan planet di galaksi kita.
Ada sekitar 200 miliar bintang di Galaksi Bima Sakti dengan jarak lebih dari 100.000 tahun cahaya. Tata surya kita sendiri berjarak di 26.092 tahun cahaya dari pusat galaksi.
Namun, walaupun membutuhkan waktu lama sebelum kita dihubungi oleh kehidupan alien, Solomindes berkata bahwa mereka tak akan berhenti mendengarkan.
Organisasi seperti Search for ExtraTerrestrial Intelligence telah melakukan pencarian secara intens sinyal radio dari angkasa luar yang mungkin mengindikasi adanya kehidupan alien.
Baru-baru ini mereka juga mengumumkan sebuah proyek baru, yakni memancarkan sinyal yang sengaja dirancang untuk berkomunikasi dengan kehidupan alien.
"Ada sedikit kemungkinan kita dapat mendengarnya (alien) sekarang, namun sepertinya kita dapat mendengarnya sekitar 1.500 tahun dari sekarang," ujar Solomonides.
"Hingga saat itu tiba, kemungkinan kita akan tetap sendirian. Namun jika berhenti mendengarkan atau mencari, kita akan kehilangan sinyal tersebut. Jadi pencarian harus tetap dilakukan," imbuhnya.