Euro 2016 Ricuh, Prancis Usir Pentolan Suporter Rusia

Alexander Shprygin pernah menghadiri acara duka bersama Presiden Rusia, Vladimir Putin.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 16 Jun 2016, 22:10 WIB
Suporter Rusia, Alexander Shprygin, bersama Presiden Rusia, Vladimir Putin (guardian)

Liputan6.com, Jakarta - Pentolan suporter Rusia akhirnya diusir dari Prancis. Pimpinan sayap kanan dari asosiasi pendukung sepak bola Beruang Merah itu dianggap ikut berperan dalam sejumlah kerusuhan selama Euro 2016.

Adalah Alexander Shprygin, suporter yang paling dicari usai kericuhan melanda Marseille, akhir pekan lalu. Shprygin bersama 'orang-orang' terlatihnya dituding bertaunggung jawab atas penyerangan terhadap suporter Inggris di dalam stadion maupun di sejumlah titik di kota Marseille, Prancis.

Baca Juga

  • Suporter di Euro 2016 Rusuh Lagi, Jurnalis Rusia Kena Getahnya
  • Suporter Bikin Onar Lagi di Laga Rusia Vs Slovakia
  • Suporter Berulah Lagi, Rusia Bakal Ditendang dari Euro 2016

Akibat kejadian ini, puluhan orang terluka, dan beberapa di antaranya dalam kondisi kritis.

Seperti dilansir BBC, Shprygin ditangkap saat tengah dalam perjalanan dari Marseille menuju Lille, 14 Juni 2016. Polisi menghentikan bus yang ditumpanginya bersama puluhan suporter Rusia lainya.

"Delegasi Persatuan Suporter Rusia, yang busnya diberhentikan pada 14 Juni saat dalam perjalanan dari Marseille ke Lille, menghabiskan waktu sehari dalam penahanan. Dua puluh orang kemudian dilepaskan, dan 20 lainnya, termasuk pimpinan URF, Alexander Shprygin, telah dibawa ke pusat deportasi di mana mereka akan diusir dari Prancis dalam waktu lima hari," tulis situs resmi URF.

"Pihak berwenang Prancis mengatakan, mereka telah mengambil keputusan ini karena pertimbangan keamanan karena mereka melihat potensi ancaman di orang-orang ini. Tidak ada penjelasan lain."

Senin lalu, UEFA melaporkan temuannya terkait perilaku Shprygin selama ini. Melalui jaringan Fare yang digunakan memantau perilaku suporter di dalam stadion, UEFA menganggap Shprygin rasis dan berafiliasi kepada sayap kanan. Dia sebelumnya juga pernah berfoto dengan pose hormat Nazi.

Dalam foto lainnya, Shprygin, juga pernah terlihat bersama Presiden Rusia, Vladimir Putin. Mereka hadir bersama dalam acara tabur bunga di makam suporter Spartak Moscow.

Meski demikian, Shprygin tidak terima perlakuan pemerintah Prancis. Dia berniat mengajukan banding dan akan segera menyewa pengacara. "Kami mungkin akan bertemu konsulat besok. Kami akan melawan keputusan ini. Ini benar-benar aneh. Kami punya kesempatan dua hari. Kami akan meminta bantuan pengacara. Saya tak terlibat dalam kerusuhan apapun," katanya kepada kantor berita Tass. 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya