Politikus Gerindra Ini Pertanyakan Sosok Calon Kapolri

Syafii menilai, banyak hal yang belum bisa diselesaikan Tito. Seperti masalah teroris di Poso.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 17 Jun 2016, 04:59 WIB
Syafii menilai, banyak hal yang belum bisa diselesaikan Komjen Tito Karnavian.

Liputan6.com, Jakarta - Usai namanya disebut-sebut menjadi calon kapolri tunggal oleh Presiden Joko Widodo, Komisaris Jenderal Tito Karnavian kini menjadi perhatian.

Di antaranya dari politikus Partai Gerindra Muhammad Syafii. Dia melihat kelebihan dan kekurangan dari mantan Kapolda Metro Jaya itu.

"Ada catatan-catatan. Tito kan sukses di Papua. Prestasi dalam penanganan teroris, prestasi gemilang penanganan (bom) Thamrin yang sukses menangani dalam hitungan jam," kata Syafii di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (16/6/2016).

"Presiden punya penilaian sendiri, tapi kalau catatan itu jadi prestasi kita perhatikan juga," sambung dia.

Namun, Syafii menilai, banyak hal yang belum bisa diselesaikan Tito. Seperti masalah teroris di Poso yang sampai saat ini belum rampung.

"Karena pemberantasan teroris yang di Poso sampai hari ini sudah lama, banyak, dan belum bisa teratasi. Tapi kemudian di-start zaman keberhasilan dia kan? Persoalan polisi kan banyak, enggak cuma teroris. Banyak tantangan ke depan," papar dia.

Contoh lain, kata Syafii, masalah kejahatan siber yang ke depan menjadi tantangan besar bagi Polri. "Cyber crime, itu belum ada catatan keberhasilan dia (Tito) di situ."

"Cyber crime selama ini sudah transnasional, tantangan besar. Lalu kan ada pilkada, pemilu, pileg, pilpres digabung. Ini jadi batu ujian yang perlu diperhitungkan," sambung dia.

Anggota Komisi III ini menuturkan, prestasi Tito kebanyakan hanya penanganan terorisme, sementara masalah lain kurang terlihat.

"Bukan meragukan (Tito) tapi kan belum lakukan fit and proper test, jadi belum paham dia secara komprehensif," kata Syafii.

Dia mengatakan, nantinya yang akan memutuskan adalah Fraksi Partai Gerindra di Komisi III.

"Tito belum mampu menjaga ketertiban dan keamanan, narkoba juga belum tertangani. Di Mabes Polri kan ada direktorat narkoba. Persoalan uang palsu, human trafficking, kejahatan seksual terhadap anak," papar Syafii.

"Apa yang disampaikan Kompolnas, dari tujuh nama itu tidak termasuk Tito, karena dengan banyak pertimbangan," tambah dia.

Anggota MKD DPR ini pun heran terhadap keputusan Presiden Jokowi, yang memilih Tito yang termasuk perwira muda di kepolisian.

"Biasanya (calon kapolri) yang jenjang kepangkatannya akan berakhir. Yang paling ideal dua tahun. Luar biasa Jokowi milih ini, karena rekomendasi Kompolnas enggak dipakai," tandas Syafii.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya