Liputan6.com, Washington D.C. - Capres Donald Trump terang-terangan menyatakan dalam kampanyenya, bahwa dia 'menolak' keberadaan muslim di AS.
Baru-baru ini, akibat adanya tragedi nahas penembakan di salah satu klub LGBT di Orlando, Trump kembali menegaskan akan memberlakukan kebijakan anti-muslim, saat terpilih menjadi presiden AS nanti.
Advertisement
Akibat pernyataan itu, CNN memberikan dampak bagi AS juga muslim dilarang masuk ke Negeri Paman Sam itu. Tak terkecuali Indonesia.
Artikel mengenai penegasan Trump akan memberlakukan kebijakan tersebut, menarik perhatian pembaca Liputan6.com kanal Global edisi Jumat (17/6/2016) pagi.
Dua artikel lainnya yang tak kalah menarik perhatian pembaca yaitu 10 benda 'mahal' di masa lalu dengan harga selangit dan serangan brutal yang membunuh anggota parlemen Inggris.
Berikut Top 3 Global selengkapnya:
1. Kebijakan Anti-Muslim Trump Berdampak ke 40 Negara, Indonesia?
Donald Trump sekali lagi menegaskan, jika ia terpilih jadi presiden AS, ia akan memberlakukan kebijakan anti-muslimnya.
Dalam pidatonya pada Senin 13 Juni lalu, terkait dengan penembakan Orlando, di depan para pendukungnya, Donald Trump tak hanya melarang muslim masuk AS tapi juga menolak orang-orang dari negara yang terindikasi memilik sejarah 'terorisme'.
"Kalau saya menjadi presiden AS, saya akan melarang mereka dari wilayah di dunia ini yang terbukti memiliki bukti sejarah terorisme melawan AS, Eropa, dan sekutu kita, sampai kita mengetahui bagaimana mengakhiri ancaman ini," kata Trump.
2. 10 Benda 'Tak Berguna' yang Berharga Selangit pada Masa Lalu
Saat ini, kita hidup di masa yang berkelimpahan. Hal-hal yang mungkin tak pernah dilihat nenek moyang kita seumur hidupnya, dengan mudah bisa kita pesan ke rumah.
Dan, benda yang kita anggap biasa saat ini dulu dianggap sumber kebanggaan saking langkanya.
Berikut 10 benda yang berharga selangit pada masa lalu namun dianggap biasa pada saat ini, seperti dikutip dari Listverse.
3. Anggota Parlemen Inggris Tewas akibat Serangan 'Brutal'
Politikus Inggris, Jo Cox menemui nasib tragis. Ia yang disebut-sebut sebagai 'rising star' dari Partai Buruh tewas akibat luka parah akibat ditembak dan ditikam pada Kamis 16 Juni 2016 waktu setempat.
Jo Cox dinyatakan meninggal dunia pada pukul 13.48, kurang dari satu jam setelah penyerangan terjadi atas dirinya.
Insiden mengejutkan itu terjadi usai pertemuan politikus berusia 41 tahun itu dengan para konstituennya.
Seorang pria 52 tahun ditangkap dekat dengan tempat kejadian perkara di Birstall, dekat Leeds, di Inggris utara, demikian menurut Dee Collins dari Kepolisian West Yorkshire.