Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini beredar foto-foto kampanye Indosat Ooredoo yang menyerang Telkomsel. Kontan, hal ini menimbulkan tanda tanya atas kebenaran foto-foto tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Pasalnya, kalimat yang digunakan pada spanduk kampanye dinilai menyerang tarif layananTelkomsel.
Kepada tim Tekno Liputan6.com, Alexander Rusli, Presiden Direktur dan CEO Indosat Ooredoo, membenarkan bahwa foto-foto tersebut merupakan bagian dari kampanye Below The Line (BTL).
Namun, pria yang akrab disapa Alex ini membantah bahwa aktivitas kampanye tersebut adalah iklan.
Spanduk itu bertuliskan sindiran terhadap tarif seluler Telkomsel yang dinilai mahal, baik itu tarif SMS, telepon, dan internet. Kampanye ini mengajak pengguna untuk beralih ke layanan IM3.
Lebih lanjut, Alex berujar bahwa pihaknya memiliki alasan tersendiri terkait kampanye tersebut. Menurut dia, pihak Telkomsel yang memulai "perang" lebih dulu dengan Indosat.
Pada screenshot di bawah, tim sales Telkomsel berupaya menjegal pemasaran kartu SIM Indosat Ooredoo dengan memboyong seluruh kartu SIM Indosat yang masih disegel.
"Apa boleh seperti itu (mengacu ke screenshot di atas)?" tanyanya. Menurut Alex, kompetisi para operator di lapangan tidak seperti yang dilihat banyak orang.
"Kondisi kompetisi tidak seideal yang selama ini dibicarakan. Mereka perang di lapangan, kita perang pesan," ujar Alex dihubungi tim Tekno Liputan6.com, Jumat (17/6/2016).
Maka itu, pihaknya berharap agar pemerintah dapat membuat kebijakan yang dapat mengatur kompetisi industri agar lebih sehat.
"Jika regulasi tidak bisa membantu, pada akhirnya operator cuma tinggal satu. Anyway, we are the fighting brand," ucapnya.
(Cas/Isk)