Pantang Menyerah: Bu Nung, Guru Mengaji Gratis bagi Anak Pemulung

Semua berawal dari berpulangnya suami tercinta tiga tahun silam, dunia Bu Nung pun seakan runtuh.

oleh Liputan6 diperbarui 17 Jun 2016, 14:14 WIB
Semua berawal dari berpulangnya suami tercinta tiga tahun silam, dunia Bu Nung pun seakan runtuh.

Liputan6.com, Jakarta - Lantunan ayat suci terdengar syahdu di rumah sederhana di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Adalah Sri Mulyati yang lebih akrab disapa Bu Nung menjadi pengajarnya.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Jumat (17/6/2016), ditemani anak ketiganya, Ridwan Leksmana, Bu Nung mengajar anak-anak itu secara sukarela alias gratis.

Semua berawal dari berpulangnya suami tercinta tiga tahun silam, dunia Bu Nung pun seakan runtuh. Dia harus hidup mandiri bersama 12 anak kandung dan satu anak angkat.

Tak punya keterampilan dan keahlian, Bu Nung terpaksa banting tulang di tengah tumpukan sampah. Bersama-anak-anaknya, ia memilih menjadi pemulung.

Satu per satu gelas dan botol plastik dikumpulkan demi menyambung hidup.

Hidup bersama sampah awalnya sangat tak nyaman. Bau menyengat sampah sempat membuat Bu Nung dan 13 anaknya tak bisa makan selama tiga bulan.

Namun di tengah kepedihan dan penderitaan, Bu Nung justru mendapat hikmah. Matanya terbuka dan hatinya terpanggil saat melihat anak-anak di kampung pemulung tidak mendapat pendidikan yang layak.

Tanpa terduga, di tengah kesibukannya memulung dan mengajar mengaji gratis, Bu Nung mendapat tawaran menjadi pengajar di sekolah pendidikan anak usia dini atau PAUD. Bu Nung juga mengejar cita-cita dengan mengikuti pendidikan Paket C demi meraih ijazah SMP.

Berjalannya waktu membuat Bu Nung semakin tegar. Bu Nung membuktikan, kemiskinan bukan berarti tidak bisa berbagi untuk sesama.

Saksikan kisah perjuangan Bu Nung dalam Pantang Menyerah yang ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Jumat (17/6/2016), di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya