Liputan6.com, Jakarta - Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) dalam valuta asing berdenominasi yen Jepang atau disebut Samurai Bonds dan mata uang euro. Masing-masing lelang surat utang itu masing-masing senilai 100 miliar yen dan 3 miliar euro.
Dari keterangan resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Jumat (17/6/2016), pemerintah Jokowi melelang Samurai Bonds dalam dua seri, yakni RIJPY0619 dan RIJPY0621 mencapai 100 miliar yen Jepang. Nominal surat utang yang diterbitkan masing-masing senilai 62 miliar yen Jepang dan 38 miliar yen.
Pemerintah menawarkan imbal hasil atau tingkat kupon 0,83 persen dengan tenor 3 tahun untuk seri RIJPY0619. Sementara seri RIJPY0621 memasang imbal hasil 1,16 persen dan tenor 5 tahun. Kedua seri utang tersebut masing-masing ditetapkan jatuh tempo 21 Juni 2019 dan 21 Juni 2021.
Penerbitan dan setelmen kedua seri Samurai Bonds akan dilakukan 21 Juni 2016, Joint Lead Arrangers dalam transaksi ini adalah Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities Co.Ltd, Mizuho Securities Co.Ltd dan SMBC Nikko Securities Inc.
Baca Juga
Advertisement
Samurai Bonds ini diterbitkan dengan format privat placement (shibosai) dengan target Japanese qualified institutional investors (QII) dan kurang dari 50 investor non-QII (general investors). Penerbitan ini merupakan penerbitan dual-tranche dan full amount pertama tanpa menggunakan Japan Bank for International Cooperation (JBIC) Guaranteed.
Penerbitan kali ini mencapai penawaran dengan jumlah nominal sesuai benchmark dan menghasilkan diversifikasi investor yang beragam di pasar modal Jepang.
Penerbitan ini memperoleh respon investor Jepang yang cukup besar ditandai dengan adanya sejumlah investor baru. Permintaan terbesar umumnya berasal dari sektor perbankan pusat dan regional, community bank, dana publik, asuransi jiwa, dan asset manager.
Hadirnya investor baru dan tingginya minat investor regional menandakan strategi pemerintah untuk memperluas basis investor global berjalan dengan baik. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk hadir secara berkelanjutan di pasar modal Jepang.
Euro Bond 3 Miliar
Tidak berselang lama, pemerintah pun menerbitkan SUN valas, yakni Euro Bond seri RIEUR0623 dan REIUR0628 dengan transaksi dilakukan pada 7 Juni lalu senilai 3 miliar euro. Transaksi merupakan bagian dari program Global Medium Term Notes (GMTN) RI senilai US$ 40 miliar.
Sesuai dengan kewenangan Undang-undang (UU) Nomor 24 Tahun 2002 tentang SUN, Menteri Keuangan menetapkan hasil transaksi penjualan SUN dalam valas, yakni:
- Seri RIEUR0623 dengan nilai penerbitan 1,5 miliar Euro. Menawarkan tenor 7 tahun, imbal hasil 2,772 persen dan tingkat kupon 2,625 persen. Tanggal jatuh tempo 14 Juni 2023.
- Seri RIEUR0628 senilai 1,5 miliar Euro. Imbal hasil yang ditawarkan 3,906 persen dan tingkat kupon 3,750 persen. Sementara tenor 12 tahun dengan tenggat jatuh tempo 14 Juni 2028.
Tanggal penerbitan kedua seri Euro Bonds ini 14 Juni 2016. Pemborong surat utang ini adalah fund manager masing-masing 68 persen dan 76 persen. Distribusinya di wilayah Inggris Raya, Jerman dan Austria, Skandinavia dan Swiss, Eropa lainnya, Amerika Serikat (AS), Asia, dan Indonesia.
Total penawaran yang masuk adalah sebesar 8,36 miliar sehingga terdapat kelebihan permintaan sebesar 2,8 kali. Transaksi ini merupakan penerbitan terbesar yang dilakukan pemerintah RI sekaligus transaksi dual-tranche pertama kali dengan jatuh tempo paling lama untuk denominasi euro. Transaksi ini adalah terbesar yang pernah dilakukan oleh negara non Eropa dan terbesar yang pernah dilakukan negara dari kawasan Asia.
Dalam order book, terdapat sejumlah investor yang baru pertama kali berpartisipasi dalam penerbitan Euro Bond oleh RI. Hal ini sejalan dengan strategi pemerintah dalam melakukan diversifikasi basis investor global. Hasil ini menandakan masih tingginya kepercayaan investor dan sentimen positif pada prospek perekonomian Indonesia.
RI memperoleh rating BBB- (stable) dan Fitch, BB+ (positive) dari S&P, dan Baa3 (stable) dari Moody's. Joint Lead Managers dan Joint Bookrunners dalam transaksi ini adalah Barclays Capital, J.P Morgan Securities (Asia Pasific) Ltd, Deutsche Bank AG dan Societe Generale, serta bertindak sebagai co-Managers adalah PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas dan PT Trimegah Securities.