Potensi IoT Indonesia Terbesar di Asia Tenggara

Adanya layanan cloud muncul sebagai solusi dari strategi IT bagi sebagian besar bisnis di Indonesia, terutama UKM.

oleh Iskandar diperbarui 18 Jun 2016, 19:19 WIB
Konferensi Asia IoT Business Platform, Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Dengan populasi lebih dari 235 juta jiwa dan 297 juta jiwa pelanggan seluler, menjadikan Indonesia sebagai negara terbesar ke-4 di dunia, sehingga diharapkan Indonesia akan menjadi pemeran utama dalam pertumbuhan IoT terbesar di Asia Tenggara.

Ini termasuk perkembangan industri di Indonesia, di mana pada tahun 2030, sektor otomotif diperkirakan mencapai 46 juta kendaraan, sementara itu di sektor layanan umum akan tersedia 83 juta rumah untuk 300 juta penduduk.

Di sisi lain, di sektor keuangan, ada 4,8 juta UKM yang akan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.

Adanya layanan cloud muncul sebagai solusi dari strategi IT bagi sebagian besar bisnis di Indonesia, terutama UKM. Namun, data terbaru pemerintah menunjukkan bahwa 70 persen atau sekitar 56,5 juta UKM di Indonesia tidak menggunakan solusi IT.

Meskipun demikian, pasar komputasi awan di Indonesia diperkirakan akan mencapai lebih dari US$ 120 juta pada 2017 dan Software-as-a-Service (SaaS) akan menjadi pilihan populer dari Indonesia.

Bersama pemerintah, perusahaan telekomunikasi lokal (Indosat Ooredo dan XL Axiata) mendorong pengembangan pasar IoT/M2M (Internet of Things/Machine-to-Machine) yang diperkirakan akan mencapai titik perubahan selama beberapa tahun ke depan.

Dengan tingkat penetrasi mobile sebesar 120% di Indonesia, Indosat Ooredoo meyakini bahwa penyedia layanan komunikasi (CSPs/communication service providers) merupakan mitra yang terpercaya dalam membantu adopsi IoT.

Sebagai pemegang kendali, para penyedia layanan ini ingin memimpin pengembangan IoT melalui suatu portofolio solusi dan layanan yang luas, mulai dari konektivitas, infrastruktur, layanan cloud, analitik data, hingga solusi dan layanan IoT end-to-end; mempromosikan lingkungan sederhana dan terbuka bagi para developer lokal untuk membangun layanan IoT yang inovatif dan Big Data.

Ilustrasi Teknologi. Kredit: Freepik

“Kami telah melakukan banyak pembelajaran pasar dalam 2 tahun terakhir ini dan tahun ini kami akan senantiasa mempercepat pertumbuhan di sektor perbankan, transportasi dan keamanan, serta mengembangkan pasar-pasar baru di bidang eHealth, asuransi user-based, aplikasi bisnis, IoT industri, minyak dan gas, dan smart cities,” kata Hendra Sumiarsa, Head of Machine-to-Machine Indosat Ooredoo di konferensi Asia IoT Business Platform, Jakarta, Kamis (16/6/2016).


Penggunaan Solusi IoT

Penggunaan Solusi IoT

Pada kesempatan yang sama, Arifa Febriyanti, Head of Internet of Things, XL Axiata menegaskan bahwa solusi-solusi Telco memainkan peran yang sangat penting dalam dunia IoT, di mana perusahaan telekomunikasi dapat menjadi solusi end-to-end untuk layanan IoT.

“Tidak ada kerumitan bagi para pengguna atau pelanggan akhir dalam menggunakan sebuah solusi IoT karena perusahaan telekomunikasi yang mengambil bagian sebagai penyedia solusi untuk IoT dapat menyediakan segalanya, mulai dari konektivitas, aplikasi, hingga perangkat dan semua sensornya, yang kesemuanya menyediakan layanan end-to-end menyeluruh," ujar Arifa.

Jika mengacu pada International Data Corporation (IDC), Internet of Things (IoT) di Asia-Pasifik (tidak termasuk Jepang) diproyeksikan akan bertambah dari 3,1 miliar perangkat menjadi 8,6 miliar perangkat. Hal tersebut akan diiringi dengan pertumbuhan pasar dari US$ 250 miliar menjadi US$ 583 miliar pada periode 2015 -2020.

Sebagaimana diketahui, Asia IoT Business Platform ke-9 ini merupakan kegiatan tahunan yang digelar oleh Industry Platform Pte. Ltd. Sebelum berlangsung di Jakarta pada bulan Agustus ini, konferensi ini telah terlebih dahulu digelar di Manila, Filipina (23-24 Mei 2016) dan Bangkok, Thailand (26-27 Mei 2016).

Ada tiga hal yang perlu dilakukan untuk membangun, mengembangkan, serta memperkuat kehadiran IoT di Tanah Air, seperti apa?

Acara ini fokus membahas berbagai peluang dan tantangan adopsi IoT, serta menampilkan studi-studi kasus implementasi solusi-solusi di sektor ini di Indonesia dan Asia Tenggara.

“Konferensi ini merupakan sebuah platform yang ditunggu-tunggu bagi para pengambil keputusan atau pemimpin teknologi terkemuka di Asia Tenggara,” ujar Zaf Coelho, Project Director Asia IoT Business Platform melalui keterangan resminya, Sabtu (18/6/2016).

Penyelenggaraan Asia Iot Business Platform di Jakarta didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta sejumlah perusahaan di bidang teknologi dan para penyedia layanan, antara lain Qlue, Giesecke & Devrient, N’osairis, ADLINK, XL Axiata, Indosat Ooredoo dan K2, Advantech (Exhibitors).

Dukungan juga berasal dari Federasi Teknologi Informasi Indonesia (FTII), American Chamber of Commerce (AmCham), Open Connectivity Foundation (OCF), Indonesian Benelux Chamber of Commerce (INA), Indonesia Canada Chamber of Commerce (ICCC), dan Europe-Indonesia Business Network (EIBN).

Dalam konferensi ini juga digelar pameran yang menampilkan teknologi-teknologi terbaru dari para penyedia solusi. Lebih dari 400 peserta yang berasal dari Indonesia dan masyarakat internasional akan menghadiri acara komprehensif ini guna mempelajari adopsi dan implementasi IoT, termasuk para pengambil keputusan dari sektor publik dan perusahaan-perusahaan lokal.

(Isk/Why)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya