Liputan6.com, Ketapang - Bayi orangutan itu bernama Didik. Ia tiba-tiba diserahkan orang tak dikenal kepada pemilik warung di daerah Sandai Kiri, Kecamatan Sandai, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.
Saat diserahkan, kondisi Didik memprihatinkan. Tubuhnya kurus kering dan terlalu kecil untuk orangutan seusianya. Dokter hewan menilainya kurang gizi.
"Badannya memang masih kecil, tapi orangutan ini sudah berumur kira-kira satu tahun setengah. Kita bisa tahu dari formulasi giginya," ujar Direktur Program Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) Karmele Llano Sanchez, dalam keterangan tertulis, Kamis, 16 Juni 2016.
Karmele mengungkapkan, selain mengalami malnutrisi, di tubuh Didik juga ditemukan sebutir peluru senapan angin yang bersarang di pundak kanannya. Peluru itu mengakibatkan kelenjar di dada kanannya membengkak.
"Kemungkinan besar induknya juga tertembak, bahkan mungkin sudah mati," ujar Karmele.
Menurut Karmele, kehilangan induk membuat bayi orangutan sangat trauma karena mereka melihat secara langsung kematian induknya. Pengalaman traumatik itu, kata Karmele, menjadi alasan mengapa Didik terlihat sedih dan depresi.
Baca Juga
Advertisement
"Trauma ini memerlukan waktu yang lama sebelum bisa disembuhkan," ujar Karmele.
Manager operasional YIARI Ketapang drh Adi Irawan mengatakan, saat ini Didik sudah dibawa ke Pusat Penyelamatan dan Rehabilitasi Orangutan YIARI di Ketapang untuk menjalani pemeriksaan dan perawatan lebih lanjut. Nantinya, Didik akan direhabilitasi untuk menyembuhkan traumanya.
Didik selanjutnya akan menjalani proses rehabilitasi dengan teman-temannya untuk mempelajari kemampuan bertahan hidup. Proses itu bisa berlangsung bertahun-tahun sebelum dikembalikan ke habitatnya.
Sementara itu, Cuan, pemilik warung di Sandai mengatakan, waktu kejadian ia sedang mengurus orang kecelakaan. Tiba-tiba ada orang yang menyerahkan orangutan kepada dirinya.
"Tidak tahu siapa dan dari mana, setelah itu dia pergi begitu saja," ujar Cuan, pemilik warung.
Karena kasihan, orangutan yang diberi nama Didik ini dirawat Cuan sembari mencari informasi tempat perawatan orangutan tersebut.
"Sudah tiga malam dia di sini. Selama itu, orangutan ini saya beri minum susu formula," kata Cuan.