Liputan6.com, Jakarta Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan minuman panas sebagai karsinogen yang memicu kanker esophagus (kerongkongan). Meski peneliti tidak yakin alasannya, namun mereka mengatakan, minuman panas dapat merusak sel-sel dalam kerongkongan.
Seperti diberitakan Menshealth, Sabtu (18/6/2016), penelitian ini dilakukan oleh 23 ilmuwan internasional yang menganalisis penelitian sebelumnya dan mengutip tiga studi utama yang menyarankan individu untuk minum kopi atau teh bersuhu tinggi.
Advertisement
"Minuman panas berisiko dua kali lipat memicu kanker kerongkongan," kata seorang profesor epidemiologi di University of Southern California dan salah satu anggota dari panel WHO, Mariana Stern, Ph.D.
Tetapi penting untuk dicatat, sebab risiko rata-rata orang untuk kanker esofagus sangat kecil--atau sekitar 0,5 persen, menurut National Cancer Institute.
Lantas, suhu berapa minuman dikatakan aman dari risiko kanker?
WHO menyebutkan, minuman di atas 149 Fahrenheit atau lebih dari 65 derajat celsius sudah dikatakan berbahaya. Juru bicara National Coffee Association juga menyatakan, standar industri suhu minuman adalah 140 Fahrenheit atau sekitar 60 derajat celsius.
Tapi juru bicara Mr. Coffee mengatakan mesin mereka dpaat memanaskan air hingga 185 Fahrenheit, dan suhu akan turun hanya beberapa derajat setelahnya. Jadi jika Anda minum kopi Anda segera, mungkin masih di zona merah.
Hal yang sama berlaku untuk teh, air mendidih pada 212 Fahrenheit (100 derajat celsius) sehingga tinggal tergantung pada berapa lama Anda membiarkannya sebelum diminum.
Jadi, apakah kopi dan teh bahaya?
Tenang, meski suhu tinggi bermasalah, namun WHO beranggapan, minum kopi dapat menurunkan risiko kanker hati, diabetes, melanoma, penyakit jantung, dan stroke.
Dan teh dapat membantu menurunkan risiko stroke, penyakit jantung, tekanan darah, meningkatkan kekuatan otak Anda, dan membantu Anda menurunkan berat badan, menurut studi di American Journal of Clinical Nutrition.
"Informasi ini penting bagi kita karena risiko kanker hanya terjadi pada suhu bukan kandungan kopi atau tehnya," kata pakar gizi, Mike Roussell, Ph.D.
Selain itu, kata dia, sangat penting untuk diingat bahwa perkembangan kanker sangat kompleks. Banyak faktor yang berperan, termasuk genetika dan seberapa sering Anda mengonsumsi minuman panas.
"Saya tidak melihat bukti pada titik ini. Tapi Anda harus mengubah kebiasaan minum air panas yang setiap hari. Tak ada salahnya mendinginkan minuman Anda sebelum diminum," pungkas Roussell.