Liputan6.com, Solo - Membatik di atas lembaran kain untuk kemudian dijadikan sebuah busana menjadi hal yang biasa. Tetapi kali ini Alfa Febela, perajin batik asal Kampoeng Batik Laweyan, Solo, Jawa Tengah, menjadikan batik sebagai medium gerakan untuk menulis dan membaca Alquran.
Insiprasi Alfa Febela tak terlepas dengan keresahannya akan kondisi yang ingar-bingar. Agar tidak tercerabut dari akarnya, maka harus kembali ke kitab suci Alquran. Lantaran ia merupakan perajin batik, maka apa yang dilakukannya untuk memberikan sumbangsih pada masyarakat tak terlepas dengan coretan batik.
"Kemudian saya bersama teman-teman di Laweyan pun membuat Alquran dari batik," ucap Alfa Febela pemilik batik Mahkota Laweyan kepada Liputan6.com di Solo, Sabtu, 18 Juni 2016.
Ia berpikiran jika seseorang mau untuk membatik Alquran otomatis akan membacanya. Dan proses ini lah yang nantinya bisa membuat pembatik untuk lancar membaca dan meresapi Alquran.
"Ke depan kita akan mengajak kerja sama membuat Alquran batik ini dengan madrasah, masyarakat luas ataupun Perguruan Tinggi. Jadi harapannya ini nanti menjadi sebuah gerakan. Nah, kita saat ini yang memulai dan nanti bisa menyebar," ujar Alfa yang juga dosen Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) ini.
Sebagai awalan, ia bersama warga di sekitar membuat Alquran batik dalam ukuran 80 x 115 centimeter. Proses pembuatan diawali dengan ngeblat (mengecap) tulisan ayat Alquran dalam lembaran kain menggunakan pensil 2B. Setelah itu hasil blat dibatik menggunakan malam.
"Kemudian dilanjutkan proses membatik pada umumnya, mulai dari pewarnaan, pengeringan dan pelorodan. Proses pengerjaan harus hati-hati karena ini berkaitan dengan ayat Alquran. Jadi tiap satu proses rampung bakal diteliti," tutur Alfa yang juga Ketua Forum Paguyuban Kampoeng Batik Laweyan Solo.
Baca Juga
Advertisement
Setelah dibatik, beberapa musaf (potongan ayat-ayat Alquran) ini bakal dijilid untuk tiap juz. Satu juz bisa sampai belasan lembaran batik Alquran. "Pengerjaan satu lembar itu dilakukan dua hari oleh empat orang," kata dia.
Bukan hanya satu juz saja yang akan dibuat, tapi nanti bakal ada 30 juz sesuai dengan Alquran. Rencananya pengerjaan ini bakal selesai dalam delapan bulan hingga setahun.
"Karena Alquran batik ini merupakan sebuah gerakan, maka hasil karya ini tidak akan kami jual. Kami hanya ingin untuk memulai sebuah gerakan untuk menulis dan membaca Alquran," Alfa menjelaskan.
Hal menarik lainnya yang bisa membuat masyarakat umum untuk mengikuti gerakan ini adalah soal pengerjaan bingkai batik Alquran. Alfa menuturkan jika nantinya bingkai batik Alquran ini bakal digambar motif batik sesuai dengan keinginan dari yang menggambar.
"Jadi semisal nanti yang gambar itu dari orang Papua, nah bingkainya akan dikasih batik yang sesuai dengan budaya Papua. Kita juga akan mengajak kerja sama mahasiswa untuk membuat Alquran batik. Banyak mahasiswa Timur Tengah di sini," perajin batik tersebut memungkasi.