Liputan6.com, Kendal - Jawa Tengah bagian selatan dikepung banjir dan longsor hingga menelan 24 jiwa dan 26 lain masih dinyatakan hilang. Sementara daerah-daerah di pantai utara Pulau Jawa atau pantura juga direndam banjir.
Di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, misalnya. Sungai Blorong tak kuasa menampung volume air yang meningkat, sehingga meluap. Akibatnya, dua desa digenangi banjir hingga setinggi 1,5 meter.
Data di Badan SAR Nasional (Basarnas) menyebutkan, dua desa yang tergenang itu adalah Ketapang dan Karangsari, Kabupaten Kendal. Menurut juru bicara Basarnas Semarang Zulhalwary, selain Kendal, tanggul Sungai Bringin di Mangkang juga jebol dan menggenangi permukiman warga.
"Genangan air bahkan meluap di Jalan Raya Kendal," ucap Zulhalwary di Semarang, Minggu (19/6/2016).
Sementara di Jepara, Jateng, cuaca buruk dan naiknya air pasang, menyebabkan seorang ABK (anak buah kapal) terseret gelombang dan hingga kini masih dicari. ABK bernama Mifta Ali (29) itu bekerja di KM Putra Leo Bahari.
Baca Juga
Advertisement
"Ketika peristiwa berlangsung, Mifta sedang memperbaiki keran kapalnya yang macet. Ia dibantu Samiyono (39) dan Sangkan Arif Kusuma alias Uma (29) yang merupakan motoris dan motoris I, segera menyelam untuk memperbaiki keran tersebut namun belum berhasil," tutur Zulhalwary.
Karena belum berhasil, korban yang juga motoris III kapal tersebut berinisiatif ikut turun untuk membantu memperbaiki. Korban dengan didampingi Samiyono turun ke bawah air sambil membawa senter dan memakai alat selam.
Setelah korban menyelam 10 menit, Samiyono bermaksud memberi tahu korban untuk bergantian (joint masker) dengan menarik selang kompresor selam secara perlahan. Namun, korban tidak segera muncul hingga akhirnya hanya ujung selang kompresor yang muncul ke permukaan air.
"Samiyono segera melapor dan kami dibantu masyarakat ikut mencari," kata Zulhalwary.
Petugas Basarnas Jepara yang berada di lapangan, Agung menyebutkan, saat kejadian arus Sungai Juwana sangat deras. "Perkiraan kami korban terseret hingga ke muara sungai."