Trik Cerdas Gunakan THR Agar Optimal

Bila tidak bijak mengelola uang THR maka dapat lenyap tanpa sisa.

oleh Agustina Melani diperbarui 20 Jun 2016, 03:30 WIB
Tradisi ‘salam tempel’ di hari raya Idul Fitri mendorong peningkatan transaksi penukaran uang jelang Lebaran, Jakarta, Rabu (8/7/2015). BI bersama BTN menggelar layanan penukaran uang bagi karyawan di Gedung SCTV Tower. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Apa yang biasanya membuat pengeluaran kala Ramadan, khususnya menjelang Lebaran membengkak? Sebut saja seperti kenaikan harga kebutuhan pokok, budaya buka puasa bersama, persiapan kue-kue dan makanan menjelang lebaran, serta yang biasanya paling besar adalah biaya mudik.

Bahkan ada yang menyebutkan jika pengeluaran saat Ramadan dan jelang Hari Raya Idul Fitri biasanya meningkat 25-50 persen dibandingkan bulan-bulan lain.

Nyatanya, uang Tunjangan Hari Raya (THR) masih dianggap sebagai penyelamat. Padahal apabila kita tidak bijak mengelola, gaji ke-13 itu bisa saja lenyap tanpa sisa. Lebih ironis lagi duit bulanan rutin ikut tergerus tanpa bisa ditabung.

Lantas, apa saja yang bisa Anda lakukan agar miliki rencana keuangan terbaik dalam mengelola THR ini? Berikut caranya seperti dikutip dari www.cekaja.com, Senin (20/6/2016).
 
1. Bagi-bagi

Siapa dari Anda yang duit THR-nya selalu habis tiap bulan? Sudah dipastikan banyak dari Anda yang mengacungkan tangan tanpa malu-malu. THR memang duit bonus, tapi bukan artinya Anda mesti menghabiskannya tanpa sisa.

Untuk mengantisipasi hal ini maka ketika menerima uang THR, cobalah untuk menetapkan persentase kebutuhan yang diperlukan. Cara ideal adalah menyisihkan 50 persen jumlah yang ada untuk kebutuhan di luar belanja konsumsi Lebaran.


Pisahkan Keperluan

2. Jika sudah miliki pasangan, pisahkan keperluan

Taruhlah Anda telah memiliki pasangan yang sama-sama bekerja dan mendapatkan THR. Kesimpulannya, jumlah bonus THR yang Anda dapatkan tentu akan lebih besar jika digabungkan.

Namun, cobalah untuk membuat kesepakatan bersama memisahkan uang tersebut sesuai keperluan. Contoh konkretnya seperti THR yang didapat suami digunakan untuk keperluan Lebaran, dan yang didapat istri untuk ditabung.

3. Belanja sesuai kemampuan

Tidak salah bila saking senangnya dapat duit THR, akhirnya langsung belanja. Hal itu wajar asalkan jangan gelap mata saat berbelanja.

Karena yang terpenting saat menetapkan anggaran keperluan Lebaran yang tepat adalah dengan tidak membeli barang-barang kebutuhan yang ternyata tidak sesuai dengan tingkat kemampuan Anda.


Ketahui Pengeluaran

4. Pastikan dana mudik siap jauh hari

Strategi untuk mendapatkan tiket murah guna keperluan mudik adalah membeli tiket transportasi jauh hari sebelumnya. Jika mepet, selain risiko kehabisan tiket, harga yang diberlakukan pun lebih mahal.

Solusinya, demi keperluan mudik, khususnya tiket transportasi, cobalah untuk menyisihkan pendapatan bulanan dari sebelum Lebaran. Dengan demikian Anda bisa mengatur keperluan Lebaran di luar dana mudik.

5. Ketahui pengeluaran

Selain kebutuhan belanja, pengeluaran Lebaran Anda akan ditambah untuk mengeluarkan zakat, infak, dan sedekah (ZIS). Boleh saja Anda menganggap pengeluaran-pengeluaran ini kecil. Tapi tetap saja Anda harus alokasikan dengan baik. Apalagi zakat fitrah yang merupakan kewajiban bagi umat Muslim jelang Lebaran.

Pengeluaran lain yang mesti dialokasikan adalah hidangan Ramadan dan Lebaran, pakaian, dan THR asisten rumah tangga. Cobalah tetapkan besaran kebutuhan dana ini sejak awal atau disesuaikan dengan jumlah pos anggaran yang sudah ditetapkan sebelumnya.

6. Komitmen

Pasca menetapkan segala kebutuhan dan pengeluaran yang harus dilakukan, maka berkomitmen untuk mengikuti anggaran tersebut agar tidak kebablasan. Fungsinya adalah Anda bisa tetap pada jalur pengeluaran yang tepat sehingga masih bisa menyisakan dana untuk tabungan dan biaya lainnya.

Boleh saja Anda berpikir tentang dana pendidikan yang mendesak mengingat masa Lebaran berdekatan dengan pergantian tahun ajaran baru.

Namun alangkah baiknya jika dana pendidikan juga sudah dipersiapkan jauh-jauh hari. Dana tambahan untuk pendidikan bisa diambil 25-30 persen dari jumlah sisa dana dimiliki. (Ahm/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya