6 Sastrawan Peraih Nobel Asal Amerika Latin

Tak hanya Gabriel Garcia Marquez, Amerika Latin juga memiliki sejumlah sastrawan besar yang meraih penghargaan Nobel.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 20 Jun 2016, 06:53 WIB
Ilustrasi penghargaan Nobel (Huffington Post)

Liputan6.com, Jakarta - Di kalangan pecinta dunia sastra, khususnya sastra Latin, nama Gabriel Garcia Marquez sudah tak asing lagi. Penulis yang meraih penghargaan Nobel pada 1982 itu disebut-sebut sebagai tokoh utama dalam gaya sastra realisme magis.

Namun tak hanya Marquez yang menjadi bintang dalam panggung sastra Latin. Terdapat sejumlah nama penulis lainnya yang juga meraih penghargaan bergengsi itu, sebut saja Miguel Angel Asturias dan Pablo Neruda.

Seperti dilansir weforum, Senin (20/6/2016), berikut sejumlah nama sastrawan asal Amerika Latin yang meraih penghargaan Nobel :

1. Gabriela Mistral - Chile

Gabriela Mistral, sastrawan asal Chile peraih Nobel pada 1945 (likesuccess)

Lahir pada tahun 1889 di Chile dengan nama Lucila Godoy y Alcayaga, sastrawan ini kelak dikenal dengan nama pena Gabriela Mistral -- ini merupakan gabungan dari dua nama penulis puisi favoritnya, Gabriele D'Annunzio dan Frederic Mistral.

Ia meraih penghargaan Nobel pada 1945, ini membuatnya menjadi penulis Amerika Latin pertama yang mendapat penghargaan bergengsi itu.

Mistral yang awalnya berkarier sebagai guru sekolah disebut mulai menulis puisi setelah mengalami kisah cinta yang tragis. Koleksi debut puisinya, Sonnets of Death terbit pada 1914.

"Untuk lirik puisi yang terinspirasi oleh emosi kuat, yang telah membuat namanya menjadi simbol aspirasi idealis bagi seluruh Amerika Latin," ini menjadi alasan mengapa Mistral dianggap layak mendapat penghargaan Nobel.

2. Miguel Angel Asturias - Guatemala

Miguel Angel Asturias, sastrawan asal Guatemala yang dianugerahi Nobel pada 1967 (cloudfront)

Dikenal sebagai penyair, novelis, dan diplomat, Miguel Angel Asturias pernah diganjar dengan penghargaan Lenin Peace 1966 oleh Rusia -- pada tahun yang sama ia ditugaskan sebagai Duta Besar Guatemala untuk Prancis oleh Presiden Julio Mendez Montenegro. Satu tahun berikutnya, ia dianugerahi Nobel di bidang sastra.

Novel Asturias sarat dengan nilai budaya asli masyarakat lokal, khususnya Suku Maya di Guatemala, daerah asalnya. Tulisan-tulisannya juga dinilai adalah bentuk protes sosial.

Salah satu novel Astuarias yang terkenal, El Senor Presidente atau The President menggambarkan kehidupan di bawah kendali seorang diktator yang kejam.

3. Pablo Neruda - Chile

Pablo Neruda, peraih penghargaan Nobel 1971 (flavorwire)

Oleh Gabriel Garcia Marquez, sosok Pablo Neruda dipanggil dengan sebutan 'penyair terbesar di Abad ke-20 dalam berbagai bahasa'. Sastrawan dengan nama asli Neftali Ricardo Reyes Basoalto disebut menulis dengan tinta berwarna hijau -- karena warna itu ia yakini memberinya harapan.

Neruda meraih penghargaan Nobel pada 1971. Karya-karyanya meliputi puisi cinta, surealisme, epos, dan manifesto politik.


Marquez Hingga Vargas Llosa

4. Gabriel Garcia Marquez - Kolombia

Gabriel Garcia Marquez, sastrawan asal Kolombia yang meraih Nobel pada 1982 (blackclock)

Tulisan Marquez dikenal merupakan campuran dari mimpi antara magis dan realisme. Ia memulai karier menulisnya sebagai wartawan di sebuah surat kabar.

Novelnya, One Hundred Years of Solitude, menjadikan Marquez sebagai bintang sastra internasional sekaligus peraih penghargaan Nobel pada 1982. Novel itu menceritakan tentang kelurga Buendia di sebuah desa fiksional Macondo di kawasan Pantai Karibia, Kolombia -- tempat di mana ia lahir dan dibesarkan.

Selain One Hundred Years of Solitude, karya besar Marquez lainnya adalah Love in the Time of Cholera. Setelah kematiannya pada April 2014, Presiden Kolombia, Juan Manuel Santos menjuluki sastrawan ini sebagai 'warga Kolombia terhebat yang pernah ada'.

5. Octavio Paz - Meksiko

Octavio Paz, penulis asal Meksiko yang meraih Nobel pada 1990 (eluniversal)

Terlahir pada 1914 dari keluarga keturunan Spanyol dan Meksiko asli, Paz memulai kariernya sejak remaja. Ia meluncurkan buku puisi pertamanya pada 1933.

Tulisan peraih penghargaan Nobel pada 1990 ini dipengaruhi oleh modernis dan gerakan surealis. Sejumlah karyanya yang mendunia antara lain The Labyrinth of Solitude pada 1950 dan Sun Stone pada 1957 yang mengeksplorasi peninggalan Suku Aztec Meksiko dan kesepian.

6. Mario Vargas Llosa - Peru

Mario Vargas Llosa, sastrawan asal Peru (mediatheque)

Vargas Llosa yang dianugerahkan Nobel pada 2010 itu membumbui beberapa novelnya dengan tema politik. Pada 1990, ia sempat maju sebagai calon presiden, namun gagal.

Sebagaimana novelis lazimnya, Vargas Llosa yang berusia 80 tahun ini adalah seorang kolumnis surat kabar, penulis esai, dan dramawan. Novel teranyarnya, Five Corners, adalah sebuah kritik terhadap keadaan politik dan jurnalisme di Peru pada 1990-an.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya