Liputan6.com, Jakarta Normalnya, berat badan saat puasa berkurang sekitar dua kilogram selama Ramadan. Namun yang sering terjadi, puasa justru membuat berat badan seseorang naik.
Pakar penyakit dalam dari Division of Gastroenterology, Departement of Internal Medicine, Universitas Indonesia, dr Ari Fahrial Syam sebelumnya mengatakan, jika berat badan naik, artinya telah salah memaknai puasa. Kesalahannya terletak pada makanan yang dikonsumsi saat berbuka.
Advertisement
"Bila kita berlebihan ketika waktu berbuka, berat badan kita akan naik lebih parah lagi, bahkan bisa lebih dari pada sebelum puasa Ramadan," katanya.
Selain itu, ada beberapa kesalahan lain yang membuat berat badan naik saat puasa, seperti dikutip dari berbagai sumber berikut ini:
1. Berbuka dengan gorengan
Rasanya seperti ada yang kurang bila saat berbuka tanpa gorengan. Tapi tahukah Anda bahwa konsumsi lemak saat berbuka tidak dibutuhkan tubuh. Pasalnya, selama puasa, hanya karbohidrat, protein dan air yang berkurang.
"Saat puasa, kita kehilangan banyak karbohidrat, protein dan air, tapi tidak untuk lemak. Untuk itu, tidak dianjurkan makan gorengan saat buka puasa karena lemak akan bertambah dan bisa jadi ini alasan banyak orang gemuk setelah puasa. Padahal orang puasa harusnya beratnya turun," kata ahli Gizi, Dr. dr. Saptawati Bardosono M, Sc beberapa waktu lalu.
2. Kurang minum
Seperti hari biasa lainnya, mestinya konsumsi air putih menjadi pilihan utama. Namun yang terjadi, variasi minuman manis membuat mudah kenyang sehingga seseorang kerap mengalami dehidrasi karena kurang minum.
Dalam buku Air Bagi Kesehatan edisi kedua yang disusun oleh empat pakar gizi, DR dr Budi Iman Santoso, Sp.OG (K), Prof DR Ir Hardinsyah, MS, DR dr Parlindungan Siregar, Sp.PD-KGH, dan Dr Sudung O. Pardede, Sp. A(K) disebutkan, kurang asupan cairan saat puasa Ramadan bisa berujung pada dehidrasi ringan yang ditandai dengan bibir kering.
"Walaupun belum ada penelitian tentang pengaturan minum saat puasa, tapi dianjurkan minum dua gelas air putih saat buka puasa, satu gelas saat makan malam, dan satu hingga dua gelas setelah makan malam, dua gelas menjelang tidur dan dua gelas di kala sahur," tulis para pakar tersebut.
Mereka pun menyarankan untuk mengurangi minum kopi dan teh saat bulan puasa karena bisa meningkatkan keinginan berkemih dan menimbulkan gejala dehidrasi seperti bibir kering. Bila Anda terpaksa bekerja di bawah matahari atau beraktivitas di luar ruangan, dianjurkan untuk minum dua hingga tiga gelas tambahan pada malam hari.
3. Banyak makan saat buka puasa
"Efek balas dendam setelah berbuka itu sudah jelas jelek. Kita kan berharap makan menjadi teratur dan berat badan terjaga. Dengan berpuasa, kita berharap tensi yang awalnya tinggi menjadi normal, dan kencing manis ikut membaik. Kalau balas dendam, jangan berharap lebih untuk mendapatkan itu semua," kata dokter penyakit dalam dari Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, dr. Arto Yuwono Soeroto.
Mengutip laman Alarabiya, disarankan berbuka dengan air hangat, kemudian dilanjutkan dengan sup atau salad yang rendah kalori. Menggabungkan protein yang sehat seperti ikan, dada ayam, daging tanpa lemak, kacang-kacangan atau susu rendah lemak dalam makanan utama bersama dengan karbohidrat kompleks seperti beras merah akan membantu menstabilkan gula darah dan mencegah makan terlalu banyak.
4. Kelebihan gula
Ramadan memang menantang diri untuk mengonsumsi lebih banyak gula. Sebenarnya tidak masalah selama dikonsumsi sewajarnya. Namun kadang kita lupa, gula alami bisa didapat dari buah-buahan, buah kering dan madu. Konsumsi jus buah-buahan segar tanpa tambahan gula juga bisa menjadi pilihan.
5. Malas olahraga
Aktivitas fisik juga harus dilakukan selama puasa. Pakar diet dan fitnes, Denny Santoso sempat mengatakan, latihan aerobik dengan intensitas sedang seperti jogging, treadmill, dan bersepeda cocok dilakukan selama bulan puasa. Baik itu dilakukan di pagi hari atau menjelang waktu berbuka bisa disesuaikan dengan kondisi tubuh.
"Bila berolahraga di sore hari, lakukan satu atau dua jam sebelum berbuka," katanya.
6. Melewatkan sahur
Memang jam makan menjadi terbatas, tapi ini bukan alasan untuk melupakan makan saat sahur. Sebab tidak sahur justru akan membuat Anda lebih rentan makan berlebihan saat berbuka puasa.
Pastikan sahur dengan gizi seimbang yang terdiri dari karbohidrat kompleks seperti nasi merah, roti gandum bukan roti putih, dan protein yang baik seperti telur. Kombinasi ini menjamin glukosa tetap stabil sampai berbuka puasa.