Liputan6.com, Washington, DC - Sebuah pesawat terbang tahap eksperimen buatan NASA diharapkan menjadi jembatan antara angan-angan teknis menjadi kenyataan penerbangan pesawat ringan bertenaga listrik komersial.
Dalam suatu konferensi American Institute of Aeronautics and Astronautics di Washington pada Jumat lalu, Charles F. Bolden, Jr., administrator NASA, mengumumkan rencana pembuatan pesawat terbang bertenaga listrik seluruhnya, X-57.
Baca Juga
Advertisement
Dikutip dari New York Times pada Selasa (21/6/2016), Bolden mengatakan, "X-57 akan menjadi langkah besar untuk membuka era baru penerbangan."
Langkah NASA ini belum berarti hadirnya pesawat terbang listrik seantero negeri, tapi badan tersebut mengharapkan teknologi yang digagas dapat digunakan pada pesawat terbang umum dan komuter yang ringan dalam beberapa tahun mendatang.
Pesawat X-57 itu mirip dengan Cessna, tidak seperti pesawat futuristik jenis X lain buatan NASA. Kecepatan jelajahnya dapat mencapai 282 km per jam. Yang unik adalah bentuk sayap ramping dengan tempelan 14 motor.
"Permasalahan dengan rancangan tradisional pesawat adalah cukupnya ukuran sayap untuk kecepatan lepas landas dan mendarat, sehingga sayap cenderung berukuran lebih besar daripada ukuran untuk menjelajah," kata Sean Clarke, salah seorang investigator utama Armstrong Flight Research Center NASA di Edwards, California.
Sayap Ramping
Untuk X-57, para peneliti NASA merancang sayap berukuran lebih sempit yang efisien selama terbang jelajah dan mendapat daya dari 2 motor listrik 60 kilowatt pada ujung-ujungnya, lengkap dengan baling-baling sepanjang 1,5 meter.
Untuk lepas landas dan mendarat, ada 12 motor lebih kecil bertenaga 9 kilowatt yang menggerakkan baling-baling sepanjang 60 cm sehingga memberi dorongan tambahan pada sayap ramping tersebut. Selama penerbangan, semua baling-baling kecil ini dilipat.
NASA sudah membeli pesawat terbang empat penumpang bermesin ganda Tecnam P2006T rancangan Italia guna disulap menjadi X-57. Untuk langkah pertama, NASA akan mengganti mesin bensin dengan mesin listrik.
Rencananya, kapal terbang itu akan lepas landas dalam setahun ke depan. Penggantian sayap akan memerlukan satu atau dua tahun tambahan, demikian menurut perkiraan Clarke.
Sebutan pesawat-X diberikan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) bagi pesawat eksperimental yang canggih, mulai dari X-1 yang menembus batas kecepatan suara pada 1947.
Gagasan pesawat-X terkini dari NASA adalah X-43A, lebih dari satu dekade lalu. Pesawat itu seperti anak panah hitam tanpa pilot yang mengalami percepatan hingga 11.265 km per jam dan menjadi rekor pesawat terbang bermesin jet.
Para peneliti NASA menamai pesawat baru itu "Maxwell" sesuai dengan nama James Clerk Maxwell, ahli fisika Skotlandia Abad ke-19 yang merumuskan persamaan dasar bagi elektromagnetisme.
Advertisement
Belum Siap Segera
Pesawat X-57 masih jauh dari pesawat listrik. Sementara itu, pesawat terbang tenaga surya bernama Solar Impulse sedang melakukan serangkaian penerbangan yang akan membawanya keliling dunia. Tapi, Solar Impulse hanya menjelajah pada 48 hingga 64 km per jam. Kata Clarke, "tidak bisa dibilang berkecepatan tinggi."
Pada kecepatan 282 km per jam, X-57 akan sama cepatnya dengan P2006T aslinya, ataupun beberapa pesawat terbang sejenis. Menurut Clarke, "Dengan kecepatan itu, ada pangsa pasar yang lebih besar bagi teknologi seperti ini."
Biaya operasional akan berkurang sekitar 40 persen, dan motor listrik jauh lebih senyap.
Rancangan ini bukan tanpa kekurangan. Baterai seberat 363 kg dipasang mengganti dua kursi belakang. Kursi di sebelah pilot dipasangi sejumlah instrumentasi, sehingga hanya ada satu ruang untuk sang pilot. Tanpa penumpang. Pesawat hanya bisa mengudara sekitar 1 jam saja.
Clarke mengatakan teknologinya bisa diperluas untuk penerbangan komuter atau regional. NASA juga sedang mempelajari penggunaan sel-sel bahan bakar untuk mencatu daya listrik. Keterbatasan kecepatannya berarti pesawat ini belum bisa terbang di seantero negeri.
Namun demikian, NASA masih punya empat proyek pesawat-X lain sebagai bagian dari program penelitian penerbangan yang diajukan oleh pemerintahan Obama pada Februari lalu.
Salah satu pesawat eksperimen adalah pesawat terbang berkecepatan supersonik yang tidak menghasilkan dentuman supersonik.
Kata Bolden, "Kita bicara soal keliling dunia dalam waktu 6 jam, atau pergi dari Dubai ke New York dalam waktu 1 jam. Mengagumkan."