Liputan6.com, Las Vegas - Seorang warga Inggris yang mencoba mengambil pistol milik polisi di acara kampanye bakal calon presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump di Las Vegas disidang. Dalam peradilannya, menurut dokumen pengadilan, ia mengaku ingin menembak taipan properti tersebut.
Michael Steven Sandford tak mengajukan pembelaan, ketika dia tampil di hadapan hakim di Nevada dan ditahan hingga sidang digelar pada 5 Juli nanti.
Advertisement
Menurut dokumen pengadilan, seperti dikutip dari BBC, Selasa (21/6/2016), pemuda 19 tahun itu pergi ke acara kampanye Donald Trump pada Sabtu 18 Juni. Dia dilaporkan mencoba merebut pistol milik petugas kepolisian setelah dia mengaku akan meminta tanda tangan Donald Trump.
Dari dokumen pengadilan, disebutkan bahwa ia berencana menembak Trump pada tahun 2015 lalu. Namun ia memutuskan bertindak sekarang, karena merasa cukup percaya diri untuk beraksi.
Hakim federal memerintahkan agar Sanford ditahan sambil menunggu proses persidangan karena dianggap berbahaya.
"Kami memberikan bantuan menyusul penangkapan seorang warga Inggris di Las Vegas," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri setempat.
Menurut laporan median, Sandford disebutkan mengatakan kepada polisi akan menembak Trump pada kampanye berikutnya, jika gagal membunuhnya pada Sabtu lalu.
Kepada tim penyidik, dia mengatakan telah berada di AS selama satu setengah tahun.
Dokumen pengadilan juga mengungkapkan bahwa dia tengah menganggur. Sandford disebutkan pula menyandang autisme dan pernah mencoba bunuh diri.
Belajar Menembak
Menurut dokumen pengadilan, Sandford mengatakan dia tidak pernah menembakkan pistol sebelum ke Las Vegas pada 17 Juni untuk belajar menembak.
Dalam sidang itu, ia diduga kuat mencoba merebut senjata petugas karena cara itulah yang termudah dalam mendapatkan pistol untuk menembak Trump.
Dokumen pengadilan juga menyebut Sandford mengakui tahu hanya akan bisa menembak satu atau dua kali dan memperkirakan akan tewas dalam upaya pembunuhan Trump.
Media Amerika melaporkan, Donald Trump menghadapi perlawanan yang kuat dari anggota senior partainya tentang kebijakan imigrasi dan terperosok dalam jajak pendapat.
Pemilu presiden atau pilpres AS akan digelar pada 8 November untuk menggantikan calon dari partai Demokrat Barack Obama.