Liputan6.com, Bandung - Herrie Setiawan menjadi buah bibir warga Bandung setelah sukses membawa Persib Bandung menang 2-1 atas Mitra Kukar pada pekan ketujuh Torabika Soccer Championship presented by IM3 Ooredoo di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (SGBLA), Sabtu (18/6/2016) malam WIB. Kemenangan ini diharapkan bisa menjadi momen kebangkitan Maung Bandung.
Nama Herrie pertama kali mencuat ke permukaan pasca-dirinya ditunjuk sebagai caretaker mengisi kursi pelatih yang lowong sepeninggal Dejan Antonic. Pelatih berkepala botak ini pun diharapkan bisa mengembalikan performa terbaik Persib.
Baca Juga
- Demi Informasi Balotelli, Wartawan Menyamar Jadi Presiden Klub
- Aksi Jahil Legenda MU di Latihan Timnas Irlandia
- Bos Yamaha Minta Rossi-Lorenzo Saling Menghormati
Advertisement
Dia sukses melewati ujian pertama dengan kemenangan atas Naga Mekes. Hebatnya lagi, Herrie juga berhasil menghentikan rekor tak terkalahkan Mitra Kukar di TSC 2016 dalam enam pertandingan beruntun. Lalu siapakah sosok Herrie hingga dirinya dipercaya sebagai juru racik taktik Maung Bandung?
Herrie ternyata bukanlah orang baru di Persib. Di laman resmi Persib, tercatat Herrie telah menjadi asisten pelatih di Persib sejak era Djadjang Nurdjaman pada musim 2014.
Jika mundur lagi ke belakang, pria asal Makassar ini ternyata memang hampir menghabiskan seluruh kariernya di Kota Kembang. Herrie muda merupakan produk pembinaan lokal Bandung dari klub UNI Bandung.
Dia juga sempat bergabung dengan klub Bandung Raya pada era Galatama. Sebelum akhirnya pindah ke Pelita Jaya dan berlanjut ke Persib Bandung.
Di Persib, Herrie bermain di Liga Indonesia II hingga Liga Indonesia VIII. Semasa bermain di Persib, Herrie berposisi sebagai bek kanan di era kepelatihan Risnandar Soendoro kala itu.
Pada tahun 2007, Herrie memutuskan gantung sepatu dan banting setir menjadi pelatih. Dia dengan tekun mengikuti kursus kepelatihan dari C Nasional hingga lisensi C AFC pada tahun 2011.
Bermodal lisensi C AFC, Herrie mulai mengembangkan karier kepelatihannya dengan menjadi asisten pelatih Pelita Jaya U-21 bersama Djadjang Nurdjaman pada tahun 2011-2013. Namun, ingin terus berkembang, Herrie kembali mengikuti kursus kepelatihan dan sukses mendapatkan lisensi B AFC.
Dia pun terus mengikuti jejak Djanur ke Persib dan bersama mengantarkan Maung Bandung juara ISL 2014 dan juga Piala Presiden 2015.
Setelah Djanur hengkang untuk mengembangkan kemampuan melatihnya ke Italia, Herrie tetap berada di Persib. Dia menjadi asisten pelatih Dejan, sebelum akhirnya dipercaya sendiri mengasuh klub kebanggaannya itu.
Penulis: Yosef Deny Pamungkas