Detik-detik Pasukan TNI AL Tangkap Kapal China di Natuna

Untuk menaklukkan kapal China itu, TNI AL merusak kemudi dan alat komunikasinya.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 21 Jun 2016, 13:22 WIB
TNI AL menembak kapal nelayan China karena melanggar di perairan Indonesia (Liputan6.com/dok.TNI AL)

Liputan6.com, Jakarta - Kepergok mencuri ikan di Perairan Natuna, Kepulauan Riau (yang merupakan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia), sebuah kapal milik nelayan China ditangkap pasukan TNI AL pada Jumat 17 Juni lalu. TNI AL pun segera memeriksa kapal bernama Han Tan Cou itu.

"KRI Imam Bonjol-383 menghentikan mesin dan menurunkan tim Visit Boaerd Search and Suizure (VBSS) atau pemeriksa dengan menggunakan sekoci," ujar Panglima Armada Barat Laksamana Muda TNI Taufiqurrahman di Mako Koarmabar, Jakarta Pusat, Selasa (21/6/2016).

Kemudian pukul 10.10 WIB, tim VBSS menemukan tujuh ABK di dalam kapal Han Tan Cou. Identitas mereka adalah Han Ching Hong (53) selaku nakhoda kapal. Lalu awak kapal Kok Khi Fi (52), Mung Ho Hieng (25), Pui Hoi Woi (28), Tjeng Ceng Sin (36), U Cung Lo (23), dan seorang perempuan Wan Sou Yien (45) sebagai juru masak.

"Kapal disabotase dengan merusak kemudi dan alat komunikasinya," terang Taufiqurrahman.

Dengan menaklukkan kapal China itu, komunikasi Han Tan Cou dengan China Coast Guard pun terputus. TNI AL kemudian mengambil alih komunikasi kapal ikan China tersebut dan berkomunikasi dengan pasukan laut Negeri Tirai Bambu melalui frekuensi radio FM-Ch16.

"Selanjutnya, kapal Han Tan Cou digiring menuju Lanal Ranai," pungkas Taufiqurrahman.

Terkait penangkapan ini, China melayangkan protes resmi ke Pemerintah Indonesia dan menyatakan salah satu ABK terkena tembakan personel TNI AL.

Namun, Taufiqurrahman membantah tudingan tersebut. Dia menegaskan, seluruh ABK yang ditangkap dalam kondisi sehat.

"Tujuh orang kita tangkap dan selamat. Tidak ada yang luka. Satu orang tertembak itu omong kosong. Memang tembakan peringatan ada. Masuk akal enggak ada yang luka satu dibawa ke China? Tujuh orang ada di Ranai," tutur Taufiqurrahman.

Presiden Jokowi dan sejumlah menteri Kabinet Kerja mengapresiasi langkah TNI AL mengamankan perairan Indonesia. Melalui Juru Bicaranya, Johan Budi, Jokowi menegaskan kedaulatan Indonesia merupakan harga mati.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya