Perbedaan Persib Era Herrie Setiawan dan Dejan Antonic

Faktor non teknis yang diterapkan oleh Herrie tampaknya menjadi hal yang sangat krusial.

oleh Liputan6 diperbarui 21 Jun 2016, 17:30 WIB
Sejumlah pemain Persib melakukan latihan (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Bandung - Herrie Setyawan berhasil memutus rentetan hasil minor Persib Bandung di Torabika Soccer Championship 2016 presented by IM3 Ooredoo usai menang 2-1 atas Mitra Kukar. Kemenangan di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Sabtu (18/6/2016) diharapkan bisa sebagai momen kebangkitan Persib.

 

Baca Juga

  • Ini Strategi Manor yang Bikin Rio Haryanto Ungguli Juara Dunia
  • Bukan MU, Ini Klub Tujuan Neymar
  • Pemain Saling Sindir, Skuat Jerman di Ambang Keretakan

 

Gol kemenangan Persib dicetak oleh Atep (6') dan Robertino Pugliara (40'). Adapun gol balasan Mitra Kukar dicetak oleh Marlon Silva pada menit ke-56. Kemenangan ini membuat Tim Pangeran Biru berada di peringkat kesembilan dengan koleksi 10 poin. Sedangkan Mitra Kukar melorot ke peringkat empat dengan 12 poin.

Lalu bagaimana caranya Herrie bisa meraih kemenangan melawan Mitra Kukar? Taktik dan strategi apa yang dia terapkan dan menjadi pembeda dari Dejan Antonic? Berikut ulasannya:

Melawan Naga Mekes yang memiliki pemain tengah berkualitas, Herrie tetap menggunakan formasi 4-2-3-1, sama seperti Dejan. Bedanya, di lini depan Herrie memasang Samsul Arif dan mencadangkan Belencoso.

Meski Samsul berperan sebagai striker tugasnya tak melulu soal mencetak gol. Pergerakan liar Samsul di kotak penalti diharapkan bisa membuat barisan pertahanan Mitra Kukar kerepotan saat menjaganya dan membuat ruang bagi lini kedua untuk mencetak gol.

Hal tersebut telah dibuktikan pada gol kedua yang dicetak oleh Robertino Pugliara. Pada saat itu, Samsul sukses membuka ruang bagi Robertino untuk melepaskan tembakan keras yang tak bisa dibendung Shahar Ginanjar.  Lalu di sektor trisula gelandang serang ada sedikit perbedaan setelah dimainkannya Zulham Zamrun. Namun, peran Zulham tidak terlalu terlihat hingga akhirnya ditarik keluar dan digantikan oleh David Laly.

Bila melihat lebih seksama, tak banyak perbedaan yang terjadi di taktik dan strategi Persib saat melawan Mitra Kukar. Maung Bandung tetap menerapkan gaya bermain dominan dengan total 79 persen mengirimkan umpan sukses.

Akan tetapi, faktor non teknis yang diterapkan oleh Herrie tampaknya menjadi hal yang sangat krusial. Pasca-ditunjuk sebagai pelatih, Herrie langsung  menerapkan peraturan bagi pemainnya agar selalu berangkat bersama saat menjalani latihan.


Faktor Non Teknis

Hal ini diyakininya bisa menambah kebersamaan dan keakraban para pemain yang bisa berimbas positif di pertandingan. Hasilnya langsung terbukti, persib mampu mengalahkan Mitra Kukar yang belum sekali pun mengalami kekalahan di TSC 2016.

Bahkan Kim Jefrrey Kurniawan yang sempat mendapatkan kritik terkait performanya tampil sangat menggila dengan total 15 intersep. Duetnya bersama Hariono bahkan membuat gelandang sekelas Rodrigo Ost tak berkembang dan harus digantikan pemain lain.

Herrie tampaknya tahu betul caranya membangun sebuah tim. Pelatih berkepala botak ini menganggap sepak bola tak selalu soal taktik dan strategi melainkan sisi mental juara yang dibangun berkat kebersamaan antarpemain. (Yosef Deny Pamungkas)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya