Operasi Ramadniya Dimulai, Polda Metro Siagakan Penembak Jitu

Mereka disiagakan di berbagai titik yang dianggap sebagai lokasi rawan kejahatan.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 21 Jun 2016, 15:33 WIB
Kapolda Metro Jaya Irjen Moechgiyarto saat memberikan keterangan di Mapolres Kota Depok (Liputan6.com/ Ady Anugrahadi)

Liputan6.com, Depok - Polda Metro Jaya tak lagi melakukan Operasi Ketupat pada Lebaran tahun ini. Operasi pengamanan yang rutin dilakukan setiap bulan Ramadan itu kini berganti nama menjadi Operasi Ramadniya.

Kapolda Metro Jaya Irjen Moechgiyarto menjelaskan, Operasi Ramadniya merupakan operasi kemanusiaan yang bertujuan menjaga situasi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kantibmas) selama Ramadan hingga Lebaran berakhir.

Pada operasi ini, Polda Metro Jaya akan bekerjasama dengan berbagai macam pihak, mulai dari dinas perhubungan, Satpol PP, TNI, hingga anggota Pramuka.

"Kita akan mengerahkan keamanan dengan segenap kekuatan yang ada, baik personel Polda, kemudian Polres jajaran dan di backup stekholder lainnya. Supaya gangguan kriminalitas, kecelakaan, dan pelanggaran, serta kemacetan lalu lintas bisa kita atasi," ujar Moechgiyarto.

Selain itu, untuk mengatasi kemacetan, pihaknya akan membentuk 102 pos pengamanan (Pospam) dan pos pelayanan (Posyan). Bila diperlukan, para penembak jitu  juga telah disiapkan di berbagai titik yang dianggap sebagai lokasi rawan kejahatan.

"Kita kan kalau sniper (penembak jitu) lihat situasi perkembangannya, kita gak bisa melakukan. Oh, kita harus menyiapkan sekian, situasional aja intinya," ungkap mantan Kapolda Jawa Barat itu.

Dia menjelaskan Operasi Ramadniya akan dilakukan terpusat dan di bawah koordinasi langsung Mabes Polri. Keberhasilan operasi tersebut, menurut Moechgiyarto akan dilihat dari meningkat atau turunnya angka kriminalitas, kecelakaan, dan pelanggaran lalu lintas dibandingkan tahun lalu. 

"Jadi kalau tahun yang lalu tahun 2015 dibandingkan nanti tahun 2016, terjadi angka kriminalitas turun atau angka kecelakaan lalu lintas turun, dan kemacetan terurai itu menunjukkan bahwa operasi kita berhasil," ucap dia.

Anak Tetangga Kapolri

Nama sandi Operasi Ramadniya ditentukan langsung oleh Kapolri Jenderal Badrodin Haiti. Badrodin mengaku awalnya cukup kesulitan menemukan nama pengganti Operasi Ketupat.

Apalagi, Presiden Jokowi telah memerintahkan dirinya untuk mencari nama pengganti operasi tersebut.

"Saya bingung nama sandi operasinya. Akhirnya saya putuskan operasi kali ini namanya Operasi Ramadniya. Karena Pak Presiden minta cari," kata Badrodin saat sambutan dalam acara buka puasa bersama di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Senin, 20 Juni 2016.

Nama sandi operasi Ramadniya akhirnya dipilih Badrodin. Bukan tanpa sebab, nama ini ia dapat dari nama anak tetangganya yang kebetulan sama.

"Akhirnya saya ada anak tetangga namanya Ramadniya. Mungkin dari bahasa Sansekerta. Tetapi itu bisa jadi kepanjangan dari Ramadhan dan Hari Raya," ungkap Badrodin.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya